Satgas Tanjung Bumi Bubarkan Resepsi Pernikahan di Tengah PPKM

Satgas Tanjung Bumi Bubarkan Resepsi Pernikahan di Tengah PPKM

Bangkalan, Memorandum.co.id - Tekad Tim Satgas Penanganan Covid 19 Kecamatan Tanjung Bumi untuk memperketat penerapan PPKM di tengah lonjakan kasus covid benar-benar diaplikasikan dengan lugas di lapangan. Apapun bentuk kegiatan warga yang berpotensi memicu kerumunan skala besar, terlebih berpotensi melanggar prokes, harus dihentikan dan dibubarkan. "Itu amanah tugas yang harus kami tindaklanjuti di lapangan,” kata Kapolsek Tanjung Bumi, Iptu Fery Riswantoro, Senin (26/7) pagi. Penegasan Iptu Fery, begitu Kapolsek biasa disapa, ternyata tidak hanya sebatas gertak-sambal belaka. Terbukti, sehari sebelumnya, tepatnya Minggu (25/7) siang, Tim satgas dari unsur Polsek, Koramil 0829/17 dan personal Trantib Kecamatan membubarkan resepsi pernikahan di Desa Telaga Biru. Ada beberapa alasan dan pertimbangan logis mengapa pesta pernikahan itu harus dihentikan dan dibubarkan di tengah jalan. Di antaranya, kegiatan itu, menurut Iptu Fery, jelas jadi pemicu timbulnya kerumunan skala besar. Realita itu jelas merupakan salah satu bentuk pelanggaran prokes. Faktanya, jika dicermati, ada kesan tatanan resepsi dikemas kurang memperhatikan ketentuan menjaga jarak ideal. Selain itu, juga terdeteksi ada beberapa undangan dan warga sekitar lokasi perhelatan, alpa tidak memakai masker. Lebih ironis lagi, resepsi pernikahan nekad dihelat di tengah pemberlakuan PPKM Darurat yang diterapkan pemerintah sejak 3 s/d 20 Juli, kemudian diperpanjang hingga 3 Agustus 2021 nanti. Di sisi lain, Kecamatan Tanjung Bumi, 12 s/d 18 Juli lalu sempat menyandang status zona merah. Tercatat sudah ada 127 warga positif terpapar covid. Sikon kurang kondusif semacam ini jauh hari sudah diinformasikan Tim Satgas kepada tuan rumah, sekaligus menyarakan agar jadual resepsi itu ditunda dulu. Tujuannya, agar tidak berpotensi menjadi kluster baru penyebaran dan penularan covid. Namun hajatan itu tetap nekad digelar. Akhirnya, tindakan tegas terpaksa dilakukan. Setelah bernegosiasi dengan tuan rumah dan tokoh masyarakat, Tim Satgas terpaksa harus menghentikan giat hajatan itu di tengah jalan. ”Proses pembubarannya kami lakukan dengan cara-cara yang humanis. Alhamdulillah, tuan rumah mau menerima dengan legowo,” pungkas Iptu Fery Riswantoro. (ras)

Sumber: