Polisi Pastikan Tidak Ada Tabung Oksigen Palsu di Tulungagung
Surabaya, Memorandum.co.id - Satgas Gakkum Polda Jatim memastikan beredarnya pemberitaan dugaan oksigen palsu di Tulungagung tidak benar. Hal itu disampaikan Dirreskrimsus Polda Jatim Kombespol Farman didampingi Kabidhumas Kombespol Gatot Repli Handoko, Jumat (24/7)pagi. "Hari ini dilakukan pres rilis terkait adanya dugaan tabung oksigen palsu yang terjadi di Tulungagung, Jawa Timur. Barang bukti yang diamankan ada tabung gas ukuran enam meter kubik dan tabung gas satu meter kubik," kata Farman. Dia menjelaskan, bahwa kemarin ada berita viral adanya dugaan oksigen palsu. Tim dari satreskrim Polres Tulungagung, satreskrim Polres Pacitan dan di back up Ditreskrimsus Polda Jatim sudah melakukan penyelidikan. Bermula dari informasi kelangkaan tabung oksigen 17 Juli lalu di Pacitan. Menanggapi hal itu, maka kompresor yang ada di BPBD yang selama ini digunakan untuk mengisi tangki selam dapat digunakan untuk penanganan pertama pasien. Dari kesepakatan pada tanggal 17 Juli, BPBD mengisi enam dan 32 tangki ukuran satu meter kubik. Kemudian dari tangki ukuran enam meter kubik, salah satunya dibawa ke tulungagung yang selanjutnya digunakan oleh Rifai penjual ikan untuk diisi ke plastik yang menyebabkan ikan koi mati. "Setelah dilakukan pengecekan, bahwa dalam tangki tersebut ada kandungan oksigen dengan kadar 21,13 dan yang satu lagi 22,68. Artinya bahwa tabung oksigen atau oksigen dalam tabung oksigen tersebut bukan oksigen palsu," jelas Farman. Namun, lanjut dia, kadar oksigen yang ada didalam tabung ukuran enam meter kubik tersebut yang digunakan untuk ikan koi tidak memenuhi standard 99,5 persen yang digunakan untuk medis. Biasanya para petani ikan koi biasanya dalam mengirim ikan itu menggunakan oksigen yang digunakan untuk medis dengan kadar 99,5. Sehingga menyebabkan ikan tersebut mati lemas. Karena harusnya kadar oksigen yang digunakan 99,5, namun faktanya yang dimasukkan dalam splastik itu oksigen dengan kadar 22,68. "Hasil dari penyelidikan di BPBD Pacitan, dari 32 plus lima tabung besar yang sudah diisi di BPBD. Sudah digunakan di RSUD maupun di Puskesmas," pungkas dia.(fdn)
Sumber: