DKJT Gandeng Filmmakers Produksi Film Pendek

DKJT Gandeng Filmmakers Produksi Film Pendek

Surabaya, memorandum.co.id - Departemen Film Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) tuntas menggelar East Java Film Call (EJAF Call) 2021. EJAF Call merupakan program yang bertujuan untuk mencari bakat-bakat lokal dalam bentuk ide (naskah) untuk diproduksi menjadi film pendek. Pengurus Departemen Film DKJT, Sol Amrida, Syarif Wajabi, dan Irfan Akbar menjelaskan, dari 12 naskah yang lolos dalam tahap satu terpilih sebanyak 5 naskah yang digandeng dan akan masuk proses produksi. "Kiprah filmmakers Jatim dalam East Java Film Call (EJAF Call) patut mendapat apresiasi. EJAF Call akan memberikan dukungan dalam bentuk biaya dan pendampingan produksi film pendek bagi tim yang terpilih," kata Sol Amrida, Kamis (22/7/2021). Lanjut Sol, program ini sebagai upaya untuk menemukan gaya bertutur dalam sinema dengan karakter lokal Jawa Timur yang kuat. "Selain itu, kami juga ingin memberikan kesempatan kepada para filmmakers Jawa Timur untuk mewujudkan ide dalam bentuk karya film pendek," kata dia. Sementara itu, Syarif Wajabi menjelaskan, adapun 5 naskah yang lolos dinilai oleh para juri seperti Ainun Ridho (Sutradara Film Jack, Kartolo Numpak Terang Bulan), Arya Kusuma Dewa (Sutradara Nasional), dan Igak Satrya Wibawa (Pengkaji Film/Akademisi) serta dibantu team dari Departemen Film Dewan Kesenian Jawa Timur. Lima naskah film yang lolos tahap produksi di antaranya: 1. Ego karya Mirza Haikal Damara 2. Sekawan karya Abra Merdeka, 3. Basiyat karya Ahmad Faiz 4. Epiloge karya Widya Chury Aini 5. Stroke karya Muhammad As’ad Aswin. "Naskah yang lolos dalam ajang ini, masing-masing sineas akan diberikan subsidi dana produksi sebesar Rp15 juta untuk menjadikannya sebuah film," ungkapnya. "Kami juga memberikan pendampingan selama proses produksi. Nantinya bagi karya film terpilih akan kami putar dalam rangkaian kegiatan Jatim Art Forum 2021," imbuh Syarif Wajabi. Sedangkan Irfan Akbar berharap, dengan adanya program ini bisa memacu gairah para filmmakers di Jawa Timur agar terus menggagas ide-ide baru. "Dengan demikian akan tercipta suatu ekosistem perfilman yang saling mendukung antar lembaga dan filmmakers di Jawa Timur," ujar Irfan. Terpisah, menurut Juri M Ainun Ridho, peserta yang terpilih pada nominasi awal merefleksikan keberagaman narasi pada naskah cerita film. "Keberagaman narasi itu terlihat pada warna genre film yang mereka gagas. Mulai dari drama, laga, horror, hingga komedi," kata dia. Keberagaman genre ini disebut Ainun patut mendapat apresiasi karena akan menjadi kanal-kanal produksi ide yang merujuk kepada keberlanjutan proses produksi film di Jawa Timur. “Eksperimentasi produksi juga muncul dari keinginan peserta untuk menerjemahkan naskah dalam beragam strategi komunikasi, dari penguatan bahasa visual hingga keinginan menyuguhkan dominasi dialog dan kata,” pungkasnya. (mg3)

Sumber: