BEM Untag Surabaya Gagas Program Peduli Ekonomi Pedagang

BEM Untag Surabaya Gagas Program Peduli Ekonomi Pedagang

Surabaya, memorandum.co.id - Kebijakan PPKM darurat terbukti memberikan dampak pada sendi perekonomian rakyat, khususnya bagi para pedagang. Atas hal ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (BEM Untag) Surabaya menginisiasi sebuah program bertajuk ‘Dari Untag untuk Rakyat’. Program ini di mulai pada Selasa (13/7) yang menyasar para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta pedagang makanan yang ada di sekitar kampus. “Di masa PPKM darurat ini banyak UMKM, khususnya gerobak penjual makanan yang harus tutup jam 8 dan membuat penghasilan mereka menurun banget. Kami tergerak untuk bantu mereka,” kata Presiden BEM Untag Surabaya Mahmud saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (15/7). Sebagai mahasiswa dari kampus nasionalis yang juga peduli terhadap program pemerintah yang membangun Indonesia, BEM sempat memiliki inisiatif untuk mengadakan sosialsisasi virtual mengenai vaksinasi. Meski sempat terhalang oleh PPKM darurat, BEM tetap melakukan aksinya melakukan kegiatan sosial. “Idenya murni karena PPKM. Awalnya kami mau mengadakan seminar terkait pentingnya vaksinasi, tapi batal karena PPKM dan kegiatan di kampus dibatasi,” terang Mahmud. Program ‘Dari Untag untuk Rakyat’ ini diselenggarakan atas kerja sama dengan 21 organisasi kemahasiswaan di lingkungan Untag Surabaya. Mahmud mengaku inisiasi giat sosial ini terbentuk mulai dari tanggal 8 Juli 2021 melalui grup chat internal. Kemudian berlanjut dan dikoordinasikan melalui platform virtual lalu setelah itu menyebar pamflet. “Tanggal 8 Juli kami chat di grup, lalu rapat di virtual dan coba konfirmasi untuk orkem yang mau kerja sama. Setelah itu share pamflet. Baru seminggu dibuka, donasi sudah mencapai 1,7 juta rupiah," urainya. Berbekal niat membantu warga yang terdampak pandemi ini, BEM Untag Surabaya bekerja sama untuk membuka donasi dari masyarakat umum, lalu hasilnya untuk membeli dagangan UMKM sekitar kampus dan dibagikan ke masyarakat umum. Sementara itu, ketua pelaksana dari aksi ini, Kallyana Tantri Neezmadevi menyebut, selama PPKM penghasilan para pedagang berkurang. Untuk itu pihaknya berupaya membantu dengan memborong dagangan mereka. “Setelah kami borong, kemudian kami salurkan kepada tukang becak, tukang bersih-bersih hingga ojek online. Mereka kan bekerja di malam hari,” katanya. “Pada H-1, kami coba survei dulu untuk menentukan dagangan siapa yang mau dibeli dan diprioritaskan untuk dibeli. Jadi di hari H kami langsung eksekusi," imbuh Neezma. Secara konsisten, seluruh panitia yang turun langsung diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Di antaranya seperti pembatasan jumlah panitia yang turun di lapangan, memakai masker dobel, dan menjaga jarak. Tak kalah penting, sebelum dan sesudah menyerahkan dagangan, para mahasiswa memakai handsanitizer dan mencuci tangan. Lanjut Neezma, program ini rencanya akan dilaksanakan dalam tiga hingga empat hari sekali. “Rencananya akan berlanjut sampai akhir Juli karena hasil donasi kemarin baru terpakai sepertiganya. Jika PPKM masih terus berlanjut, maka donasi pun akan kami buka terus agar program bisa kami lanjutkan,” tegas mahasiswa manajemen ini. Sebelumnya, BEM Untag Surabaya aktif berkegiatan sosial dan ke depan akan dilanjutkan dengan doa lintas agama bertema ‘Dari Untag untuk Negeri’. Baik Mahmud maupun Neezma berharap program yang telah dilakukan ini dapat membantu UMKM dan para pedagang di sekitar Untag Surabaya. “Memang tidak langsung mengubah tatanan kehidupan masyarakat, tapi langkah kecil bisa menumbuhkan kepekaan mahasiswa untuk ikut berbagi dan membangun solidaritas di tengah PPKM. Memberi dampak pada masyarakat sekitar meski efek kecil, setidaknya ada kepedulian,” kata Mahmud. “PPKM memang sulit dan berdampak khususnya pada masyarakat kecil. Ini ikhtiar terbaik untuk menekan Covid-19. Jangan gampang pesimis dan menyerah, kalo berusaha pasti bisa. Bersama kita patuhi prokes dan peraturan pemerintah,” tutup Neezma. (mg3)

Sumber: