Polisi Bantu Warga Sosialisasi Larangan Mobil Jenazah Nyalakan Sirine
Surabaya, memorandum.co.id - Merasa terganggu, warga Keputih meminta semua mobil jenazah yang melintas di sana untuk mematikan sirine. Mereka juga mengimbau agar para pengantar jenazah tidak bersikap arogan. Permintaan itu dibuat warga menggunakan baliho yang dipasang di pintu masuk Kelurahan Keputih. Ada dua point yang diminta warga dalam baliho tersebut. Pertama, ambulans atau mobil jenazah matikan sirine. Kemudian yang kedua, pengantar jenazah jangan arogan. Warga juga menambahkan hastag yang tertulis jangan mengganggu ketentraman kampung kami. Kapolsek Sukolilo Kompol Subiyantana membenarkan pemasangan baliho tersebut. Sederet langkah antisipasi juga dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman di lokasi. "Baliho yang dipasang warga itu kan pada prinsipnya adalah imbauan," kata Subiyantana, Rabu (14/7). Subiyantana menambahkan, permintaan warga hanya agar sirine mobil jenazah dimatikan. Sedangkan lampu rotator masih tetap nyala. "Nanti keinginan warga ini akan bahas juga saat rapat forkopimcam hingga kami teruskan ke atas, seperti halnya dinas sosial," terang Subiyantana. Mantan Kanit Harta Benda (Harda), Satreskrim Polrestabes Surabaya itu juga telah menerjunkan sejumlah anggota ke lokasi. Selain untuk melakukan giat patroli, juga sekaligus mengantisipasi gesekan. "Sudah kami terjunkan anggota di lokasi sekaligus patroli," pungkas dia. Sementara itu, ketua PAC Ansor Sukolilo, Amirul Mumtaz menyebut bahwa baliho itu dipasang sebagai bentuk kepedulian GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, LPMK, KTI dan ormas-ormas lain terhadap warga Keputih. "Menanggapi fenomena pandemi Covid-19, banyak jenazah yang dimakamkan di area TPU Keputih," kata dia. Amirul menyebut, hampir tiap jam bahkan tiap menit, suara sirine mobil jenazah bersuara keras di wilayah tersebut. "Di saat warga kami istirahat malam, suara sirine masih saja terdengar. Kasian warga kami, psikologisnya banyak sekali yang tergangu. Pengantar juga arogan," pungkas dia.(fdn)
Sumber: