Cinta 1 Wanita 3 Lelaki (2)
Suka Memukul dan Mencowel
Tidak hanya kepada Indah, sikap kasar Bondan juga dikeluhkan Tini. Kalau Indah dipukuli, Titin mengaku bagian-bagian tubuhnya sering dicoweli dan dijamah dengan kasar. Beruntung Indah menyimpan bekal kesabaran yang tebal. Dia selalu menyikapi tingkah kasar Bondan dengan diam, bahkan senyum. “Para tetangga juga kebagian kekasarannya,” kata Indah, seperti ditirukan pengacara dia. Sikap kasar itu ditunjukkan, antara lain, ketika ada tetangga yang pinjam tangga dan lupa tidak segera dikembalikan, mereka dikata-katai sebagai pencuri, pembawa kabur barang orang, penggelap barang orang, dll dsb dst. Tetangga yang pinjam duit ke Indah—dan diketahui Bondan—pun jadi sasaran tuduhan sembarangan. Mereka dihujat sebagai pengemis zaman now-lah, pendekar Kaipang-lah, pemulung receh-lah, “Saya sampai malu,” tambah Indah. Yang juga menyakitkan, Bondan sering menjadikan pekerjaannya sebagai alasan untuk terlambat pulang. Bondan yang kalau masuk shif pertama seharusnya pulang pukul 15.00, kadang baru sampai di rumah tengah malam, bahkan dini hari. Begitu juga ketika masuk sif kedua dan ketiga, keterlembatannya bahkan sampai melebihi jam kerjanya. Kalau ditegur, selalu saja berdampak adu mulut yang tidak ada akhirnya. Ujung-ujungnya, Indah mengalah dengan mengunci mulut dan masuk kamar. Tidur. Indah juga sering ditegur teman-temannya karena terlalu memanjakan Bondan dengan membelikannya barang-barang wah, seperti jam tangan, dompet, motor atau HP terbaru tanpa perhitungan. Disebut tanpa perhitungan lantaran barang-barang tersebut selalu tidak bertahan lama di tangan Bondan. Kenyataan di balik itu, sebenarnya bukan Indah yang membelikan barang-barang tadi dengan suka rela, tapi atas pemaksaan Bondan. Ironisnya, barang-barang yang masih bagus tadi dijual dengan alasan bosan. Entah uangnya dikemanakan. “Untung Bondan tidak bisa nyetir mobil,” kata pengacara Indah sambil tersenyum lebar. Bencana yang nyaris menyebabkan rumah tangga mereka berantakan adalah ulah Bondan bermain wanita. Waktu itu masih gelap, masih sekitar pukul 03.00. Indah yang perutnya sakit terpaksa keluar rumah ke minimarket untuk membeli obat. Tanpa sengaja, dia melihat suaminya membonceng wanita cantik yang masih muda. Mereka berhenti tak jauh dari minimarket. Bondan bergegas berlari ke arah rumah, meninggalkan motor dan wanita tadi. Indah segera bersembunyi dan menunggu Bondan balik. Benar, tak lama kemudian lelaki itu kembali, nyamperin wanita tadi, dan bergegas pergi entah ke mana. Indah pun secepatnya kembali ke rumah. Saat itulah dia melihat dompetnya di laci terbuka. Indah segera menelepon Bondan dan bertanya apakah tadi sempat pulang, ternyata Bondan menjawab tidak. Lelaki tersebut mengaku masih di tempat kerja, bahkan izin terpaksa lembur karena akan ada operasi yustisi prokes. (jos/bersambung)Sumber: