Modus Ajari Pembinaan Inti di Rumah

Modus Ajari Pembinaan Inti di Rumah

SURABAYA - Pernah menjadi korban sodomi membuat Rahmat Santoso Slamet alias Memet (30), warga Kupang Segunting IV, berubah menjadi pelaku. Ironisnya, pria yang menjadi pembina Pramuka di enam sekolah negeri dan swasta (5 SMP, 1 SD) di Surabaya ini, tega mencabuli dan menyodomi 15 anak didiknya. Memet yang belum mempunyai istri ini melakukan aksi bejatnya ketika sudah setahun menjabat sebagai pembina Pramuka sejak pertengahan 2016 hingga 2019. Informasi yang dihimpun, penangkapan kepada Memet dari laporan tiga orang tua korban (AM, BRK, IM) yang menjadi korban pencabulan dan sodomi. Lalu anggota Unit I Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim melakukan pengembangan. “Ada laporan masuk yang dikembangkan oleh ditreskrimum hingga akhirnya terkuak jika korbannya mencapai 15 anak,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Selasa (23/7). Lanjut Barung, setelah terkuak korbannya, petugas langsung bergerak cepat untuk mengamankan Memet di rumahnya, Kamis (18/7). Ketika diamankan tersangka mengakui semua apa yang dilakukan. Pria ini juga mengatakan sebagai pembina Pramuka. “Tersangka merupakan pembina Pramuka di enam sekolah di Surabaya baik negeri maupun swasta,” imbuh Barung. Barung mengatakan, modus tersangka agar berhasil memangsa para korbannya mengajak mengikuti pembinaan inti yang diberikan olehnya. Memet lantas memanggil anak-anak yang menjadi korban ke rumahnya. “Di rumah itu korbannya dipaksa (maaf) telanjang dan melakukan onani dan oral seks. Pelaku juga melakukan sodomi terhadap korbannya setelah melakukan tahapan cabul,” pungkas Barung. Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Festo Ari Permana menambahkan hasil penyelidikan Memet memiliki orientasi seksual menyimpang. Sebab, yang bersangkutan merasa terangsang saat melihat anak-anak berbuat cabul, hingga dia menyodomi korbannya. “Pelaku punya orientasi seksual menyimpang. Ada kecenderungan pelaku ini gay. Tetapi kami masih melakukan pendalaman dengan melibatkan ahli psikolog Polda Jatim,” kata Festo Ari Permana. Sementara, Memet mengaku melakukan aksi bejatnya karena ia pernah menjadi korban sodomi. “Saya dulunya juga pernah menjadi korban sodomi hingga akhirnya saya ikut melakukan hal yang sama,” jelas tersangka. Di mata tetangganya jika Memet jarang bergaul dengan para warga sekitar rumahnya. Namun ia dikenal baik dan tidak pernah punya masalah. “Memet memang jarang bergaul tetapi dia baik dengan warga,” kata wanita ini yang meminta namanya tidak dikorankan kepada Memorandum saat ditemui di Kupang Segunting. (x-3/nov)  

Sumber: