Merawat Keberagaman Indonesia Dengan Tindakan Rasionalitas Nilai Max Weber
Merdekanya Indonesia tidak terlepas dari kiprah pemuda tanah air dalam menghimpun masa, mengatur strategi, mengkobarkan semangat pantang menyerah malawan imperialisme. Indonesia tidak lagi muda, sudah 76 tahun Indonesia merdeka dari imperialisme. Gagasan-gagasan revolusioner para founding father pendiri republik Indonesia diantaranya Ir. Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Mohammad Yamin, Sutan Sjahrir, Agus Salim, Mohammad Natsir dan lainnya meninggalkan gagasan yang luar biasa yang mampu menyatukan keberagaman suku, budaya, ras, bahasa dan agama di tanah air. Bhineka tunggal ika merupakan frasa yang dijadikan sebagai dasar negara Indonesia. Frasa yang diambil dari kitab sutasoma karangan empu tantular pada masa kerajaan majapahit abad ke-14 M. frasa yang sudah melekat menjadi simbol kerukunan, perdamaian negara Indonesia ini tidak hanya sekadar mendefinisikan makna bhineka tunggal ika, melainkan mengaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai hakikat dari bhineka tunggal ika. Multikulturalisme merupakan suatu keniscayaan bagi Indonesia. Manusia yang tinggal di Indonesia harus menerima perbedaan suku, budaya, bahasa, agama dan lain sebagainya. Indonesia adalah suatu negara multikultural yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, agama dan golongan yang kesemuanya merupakan kekayaan tak ternilai yang dimiliki bangsa Indonesia. Pluralitas dan heterogenitas yang tercermin pada masyarakat Indonesia diikat dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang kita kenal dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang mengandung makna meskipun Indonesia berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam kesatuan. Hal ini merupakan sebuah keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang bersatu dalam suatu kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa dan bernegara yang harus diinsafi secara sadar. Namun, kemajemukan terkadang membawa berbagai persoalan dan potensi konflik yang berujung pada perpecahan. Hal ini menggambarkan bahwa pada dasarnya, tidak mudah mempersatukan suatu keragaman tanpa didukung oleh tindakan-tindakan masyarakat yang sadar akan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Kesadaran masyarakat dalam melakukan tindakan yang positif untuk tujuan persatuan dan kesatuan negara Indonesia ini tentu senantiasa dilakukan secara kolektif atau bersama seluruh masyarakat Indonesia. Tindakan-tindakan yang mampu merekatkan perbedaan agama, suku, ras, budaya dan adat merupakan tindakan yang berkesadaran atas nama Indonesia. Sebaliknya tindakan yang harus dihindari adalah tindakan yang bergerak atas nama golongan, kelompok dan lapisan masyarakat tertentu, karena dapat menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa. Dalam hal ini perlunya konsepsi dalam melakukan tindakan yang dapat mempererat persatuan Indonesia. Konsepsi Tindakan Sosial Max Weber Menurut hemat saya, konsepsi tindakan manusia yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah gagasan dari Max Weber mengenai tindakan social rasionalitas nilai. Sebelum jauh membahas konsepsi tindakan sosial rasionalitas Max Weber alangkah baik mengenal biografi Max Weber sendiri. Max Weber merupakan tokoh terkenal sosiologi. Max Weber lahir di erfurt, Jerman 21 April 1864. Berasal dari keluarga kelas menengah. Perbedaan penting kedua orangtuanya sangat berpengaruh pada kehidupan dan membentuk karakter keilmuan Max Weber. Ayahnya merupakan seorang penjabat birokrat yang berkedudukan penting dalam kekuasaan politik dan sangat menikmati kehidupan duniawi, sedangkan ibunya merupakan seorang calvinis yang taat dan mengorientasikan hidupya untuk kepentingan akhirat. Konsepsi tindakan sosial menurut Max Weber ada empat tipe manusia dalam melakukan tindakan. Tindakan pertama, yaitu tindakan rasionalitas instrumental. Tindakan instrumental adalah tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan-tujuan yang secara rasional diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh aktor yang bersangkutan. Tindakan kedua, yaitu tindakan rasionalitas nilai. Tindakan rasionalitas nilai dilakukan untuk alasan-alasan dan tujuantujuan yang ada kaitanya dengan nilai-nilai yang diyakini secara personal tanpa memperhitungkan prospek-prospek yang ada kaitanya dengan berhasil atau gagalnya tindakan tersebut. Tindakan ketiga, yaitu tindakan tradisional. Tindakan tradisional yang ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun temurun. Kempat, yaitu tindakan afektif. Tindakan afektif adalah tindakan yang ditentukan oleh kondisi-kondisi dan orientasi-orientasi emosional si aktor. Tindakan Sosial Rasionalitas Nilai Dari penjabaran mengenai konsepsi tindakan sosial Max Weber, dalam hal ini menurut saya ada tindakan sosial yang seharusnya dapat diterapkan warga negara indonesia dalam berbangsa dan bernegara, yaitu tindakan rasionalitas nilai. Tindakan rasionalitas nilai dapat diimplementasikan warga negara indonesia untuk tetap menjaga kesatuan indonesia yang beragam bahasa, adat, suku, budaya. dapat diketahui bahwa tindakan rasionalitas nilai menurut Max Weber adalah mengedepankan unsur-unsur nilai daripada unsur lainnya seperti tujuan, instrumen dan emosionalnya. Dalam hal ini dengan mengedepankan unsur nilai di setiap tindakan sosial warga negara sehari-hari, maka upaya tetap menjaga keberagaman/kebhinnekaan indonesia dapat diwujudkan. Dan hal-hal buruk seperti perpecahan, permusuhan, adu domba sesama warga negara indonesia tidak terjadi karena unsur nilai yang selalu diutamakan. Apapun bahasa daerahnya, apapun budayanya, apapun agamanya, apapun adatnya yang harus dilihat adalah semuanya itu merupakan satu kesatuan nilai yaitu nilai kebhinnekaan. Merawat Keberagaman secara kolektif Merawat keberagaman akan budaya, agama, bahasa, adat, suku dan lain sebagainya bukan suatu pekerjaan yang mudah. Ditengah kemajemukan indonesia dan jumlah masyarakat yang bisa dibilang begitu banyak potensi akan konflik perpecahan sangat riskan terjadi. Maka komitmen bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan indonesia adalah tugas semua elemen masyarakat indonesia. dengan kebersamaan ini maka keberagaman indonesia tetap terjaga dan terhindar dari perpecahan. Bersama menjaga keberagaman indonesia dengan menerapkan konsepsi tindakan sosial rasionalitas nilai Max Weber dalam kehidupan berbangsa dan bernegara disetiap aktivitas. Tindakan ini tidak bisa dilakukan secara individual, melainkan secara kolektif atau bersama. Maka pentingnya kampanye menerapkan tindakan sosial rasionalitas nilai dalam sehari-hari. Sehingga upaya merawat keberagaman indonesia dan terhindar dari perpecahan dapat terwujud. Sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah hendaknya menjadi pionir dalam mengawal terjaganya kesatuan indonesia dan menjaga dari potensi konflik perpecahan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang memiliki motto Kolektif kolegial dapat dijadikan keseriusan dalam mengkampanyekan tindakan rasionalitas nilai Max Weber untuk menjaga keharmonisan masyarakat indonesia. dengan jumlah anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang bisa dikatakan banyak diseluruh daerah tersebar anggota IMM adalah momentum untuk menjaga dengan bertindak berdasarkan nilai-nilai kebhinnekaan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang merupakan anak kandung dari persyarikatan Muhammadiyah memiliki tugas yang berat untuk mengawal kebhinnekaan indonesia, karena peran Muhammadiyah dalam kemerdekaan indonesia dan mengisi kemerdekaan begitu vital. Maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah secara kolektif kolegial menyerukan dan menerapkan konsepsi tindakan rasionalitas nilai Max Weber dalam masyarakat, mahasiswa dan lainnya. Dengan kolektif kolegialnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah saya menyakini akan terjaganya keharmonisan dan kedamaian masyarakat indonesia benar-benar terjaga dari adanya konflik perpecahan. Akhir kata dari saya. Bilahifi sabililhak fastabiqul khoirot, Wassalamualaikum, Warahmatulla hi wabarakatuh. Oleh : Mochammad Yogik Septiawan (S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Surabaya) Email : [email protected]) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi memorandum.co.id
Sumber: