I Love You, Linda. Pulanglah (2)
Lupakan Masa Lalu, Tatap ke Depan
Besoknya Budi kembali ke rumah Linda. Tapi, yang bersangkutan sedang tidur. Pulas. Pembantunya yang modis dan nggaya ala Soimah ini mengabarkan bahwa semalaman Linda badannya demam. Cukup lama Budi menunggu Linda, namun tidak juga ditemui. Akhirnya Budi pulang setelah menitipkan selembar kertas. Budi terang-terangan menyatakan cinta kepada Linda. “Aku ragu apakah Kakak benar-benar mau menjadikan aku sebagai kekasih,” kata Linda setelah mereka bertemu. “Aku serius.” “Apa pun keadaanku?” tanya Linda, yang lantas melelehkan air mata. “Karena Kakak belum tahu siapa aku yang sebenarnya. Andai tahu, tak mungkin…” tiba-tiba Budi membungkam mulut Linda dan berkata, “Jangan diteruskan. Pokoknya aku serius.” Budi kemudian mengajak Linda berjanji tidak bakalan menengok ke belakang dan lebih baik membicarakan masa lalu. Linda setuju. “Aku merasakan dia memiliki masa lalu yang kelam. Tapi aku nggak peduli. Aku sangat menyayangi dia,” kata Budi sambil menunduk. Menurut Budi, dia tidak pernah mengajak Linda pulang dan memperkenalkan kepada orang tua lantaran ayahnya tidak mau anak-anaknya berpacaran. Kalau naksir lawan jenis, segera taaruf. Dan bila cocok, langsung nikah. Itulah yang dianut dan dilakoni Budi sebelum mengenal Linda.Sikap ini berbeda dengan adik keduanya, sebut saja Dani, yang menentang pendapat orang tua. Sejak kelas tiga SMP dia sudah pacaran. Pacarnya bahkan selalu ganti-ganti. “Saya sendiri tidak pernah kenal dengan pacar-pacar Dani. Sebab, meski tidak setuju dengan Abah, Dani tidak pernah mengajak pacarnya ke rumah,” kata Budi. Akhirnya Budi lulus sarjana hukum. Tak lama kemudian dia diterima bekerja di sebuah bank BUMN (badan usaha milik negara). Begitu diterima kerja,Budi bermain ke rumah Linda dan berkenalan dengan orang tuanya. Sambutan mereka baik. Budi langsung meminang Linda. Pinangan sengaja dilakukan sendiri sebelum mengajak orang tua melamar Linda secara resmi. “Kami sepakat lamaran dilakukan secepatnya, disusul akad nikah,” kata Budi. Seminggu kemudian Budi bersama keluarga melamar Linda. Tapi belum lama mereka di rumah Linda, adik Budi, sebut saja Dani, sangat kaget ketika melihat Linda. Sebab, ternyata gadis itu mantan pacarnya. Linda tak kalah terkejut dan lantas masuk rumah. “Dia mantanku, Kak,” kata Budi menirukan Dani. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Budi telanjur mencintai Linda. Dan, rasanya tidak mungkin lamaran dibatalkan. Fakta ini lantas disepakati Budi dan Dani sebagai rahasaia mereka berdua. Walau begitu, Dani tetap bercerita kepada Budi bahwa dia pernah serius pacaran dengan Linda. Sampai suatu hari dia bermain ke rumah seorang teman. Ibunya bidan di kawasan. Saat itulah dia mengetahui Linda berada di sana. Dani sengaja tidak menyapa dan ingin tahu apa yang dilakukan pacarnya di rumah bidan. Setelah Linda pulang, Dani yang akrab dengan keluarga temannya itu bertanya kepada ibunda temannya yang bidan tadi. “Ngapain cewek tadi, Te?” (jos, bersambung)Sumber: