Atasi Lonjakan Covid-19 Bangkalan, Kemenkes Dropping Dokter dan Perawat

Atasi Lonjakan Covid-19 Bangkalan, Kemenkes Dropping Dokter dan Perawat

Bangkalan, Memorandum.co.id - Pemkab Bangkalan dipastikan segera mendapat dropping tenaga dokter dan perawat dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kebijakan itu diambil karena sejumlah Puskesmas dan RSUD Syamrabu kini mengalami krisis tenaga kesehatan (nakes), menyusul lonjakan penderita covid 19 yang kian tak terkendali dalam dua pekan terakhir ini. “Kami berharap dropping dokter dan perawat dari Kemenkes sudah tiba di Bangkalan hari ini. Sebab dalam sikon darurat semacam ini, bantuan nakes dari pusat memang sangat kami butuhkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, H Sudiyo, Skep Ns, Kamis (10/ 6) pagi. Kapastian bantuan dari pemerintah pusat itu, menurut Yoyok, sapaan akrab Kadinkes, ditegaskan duet Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin dan Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito ketika menggelar rapat koordinasi darurat dengan Satgas Penanganan Covid Pemkab dan Pemprov Jawa Timur, Selasa (8/6) siang, di pendopo agung Kabupaten Bangkalan. Rencananya, Pemkab Bangkalan akan ketiban dropping 35 nakes dari Kemenkes, terdiri dari 10 dokter dan 25 perawat. Mereka akan diperbantukan ke pukesmas yang menjadi episentrum lojakan penderita covid. Diantaraya Puskesmas Arosbaya dan Puskesmas Tongguh di Kecamatan Arosbaya, Puskesmas Klampis dan Puskesmas Geger. Diakui, setidaknya dalam sepekan terakhir ini sejumlah Puskesmas memang mengalami krisis nakes lantaran sebagian besar perawatnya positif terpapar covid. Faktanya, 17 perawat di Puskesmas Arosbaya dan 12 di Puskesmas Tongguh, positif terpapar. Dampaknya, sudah sepekan terakhir dua pukesmas diKecamatan Arosbaya ditutup total. Kondisi ini jelas memprihatinkan. Sebab Kecamatan Arosbaya, menjadi episentrum terbesar penyebaran dan pularan virus sejak gejolak coronavirus desease atau covid 19 di Kabupaten Bangkalan kembali memburuk pasca Hari Raya IdulFitri 1442 H dan Lebaran Ketupat, Kamis (20/5) lalu. Kesenjangan serupa juga dialami RSUD Syamrabu di Kecamatan Bangkalan. Rumah sakit plat merah kelolaan Pemkab itu juga kelabakan melayani rujukan pasien covid yang terus mengalir setiap harinya. Akibatnya, sikon terkini di RSUD setempat tidak hanya over-load, tetapi juga butuh tambahan nakes lantaran terbatasnya tenaga dokter dan perawat. Terlebih salah satu dokter spesialis radiologi yang dimiliki, pekan lalu meninggal akibat kegarangan dugaan varian baru covid. Menyikapi krisis nakes ini, Direktur RSUD Syamrabu, dr Hj Nunuk Kritiani, terpaksa penempuh jalan pintas. Management RS setempat membuka pendaftaran untuk merekut relawan nakes. "Melalui rekrutmen relawan ini, kami setidaknya butuh tambahan 50 nakes.Saat ini sudah ada 34 tenaga relawan yang mendaftarkan diri,” papar dr Nunuk. Baik Kepala Dinkes H Sudiyo maupun Direktur RSUD Syamrabu dr Nunuk, mengisyaratkan sikon lonjakan pandemi di Kabupaten Bangkalan hingga kini masih sangat mencemaskan. Setiap hari angka sebaran dan penularan covid, utamanya di empat kecamatan episentrum, yakni Kecamata Arosbaya, Bangkalan, Klamis dan Kecamatan Geger, terus meningkat signifikan. Data terakhir per Selasa (9/6) sore, total jumlah warga positif terpapar covid sudah mencapai 1979. Angka ini jauh meningkat dibanding dua hari sebelumnya, yakni sebanyak 1899 dan 1819 warga terpapar. "Jadi dalam jangka dua hari, ada tambahan 160 terpapar,” ungkap Sudiyo. RSUD Syamrabu juga masih over-load. Bahkan Selasa tadi malam ruang pemulasaraan jenazah full oleh penderita covid yang meninggal di ruang isolasi RS setempat. "Ya, malam ini ada 5 jenazah yang sedang ditangani petugas,” kata dr Nunuk. Terakhir, terbetik informasi Jumat (11/6) hari ini, Kapolri dan Panglima TNI, juga akan turunke Kabupaten Bangkalan untuk memanatu pelaksanaan vaksinasi serentak di kabupaten ujung Barat Pulau Madura itu. Utamanya di kawasan zona merah yang menjadi episentrum sebaran covid, yakni Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Klampis dan Kecamatan Geger.(ras)

Sumber: