Produksi Padi di Jatim Surplus 3,2 Juta Ton
SURABAYA - Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo memastikan, produksi padi di Jawa Timur hingga akhir 2019 masih surplus 3,2 juta ton meski sejumlah daerah mengalami kekeringan. Kemarau panjang di Jawa Timur pada 2019 yang diprediksi mencapai puncaknya pada Agustus mendatang mengakibatkan sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami kekeringan. Dari total 1,9 juta hektare lahan sawah yang berproduksi di Jawa Timur, 1,83 persen di antaranya terdampak kekeringan. Sedangkan lahan yang mengalami puso (gagal panen) hanya sekitar 0,30 persen dari total jumlah lahan. "Jadi, saya harap masyarakat tidak perlu khawatir. Produksi padi kita, sampai Desember nanti, masih surplus 3,2 juta ton. Masih cukup untuk untuk konsumsi kita sendiri dan 15 provinsi di luar Jawa Timur," ujarnya Kamis (18/7). Dinas pertanian mencatat, sampai saat ini ada ada 10 daerah yang masuk dalam kategori cukup rawan, rawan dan sangat rawan kekeringan pada tanaman padi di Jatim tahun 2019. Untuk daerah sangat rawan kekeringan adalah Lamongan, Bojonegoro dan Pacitan. Sedangkan daerah rawan adalah Tuban. Kemudian, untuk cukup rawan adalah Ngawi, Tulungagung, Madiun, Gresik, Mojokerto dan Lumajang. Namun, sampai sejauh ini belum ada permintaan bantuan baik dari tiga kabupaten rawan itu maupun dari kabupaten lain di Jawa Timur ke Pemerintah Provinsi. "Kalau ada kami tindak lanjuti dengan bantuan benih dan beras kepada petani. Sejauh ini tidak ada, berarti sudah bisa diatasi oleh kabupaten masing-masing," terangnya.(why/udi)
Sumber: