Kapolres Lumajang Panen Raya Kopi di Jugosari

Kapolres Lumajang Panen Raya Kopi di Jugosari

Lumajang, memorandum.co.id - Kapolres Lumajang, AKBP Eka Yekti Hananto Seno menghadiri panen raya kopi organik dan ngopi bareng di Kebun Poktan Wonokoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Sabtu (5/6/2021). Dalam kesempatan tersebut hadir pula Kepala Dinas Pertanian, Ketua HKTI Lumajang Ischaq, Forkopimca Candipuro, Kades Jugosari, Staf Dinas Pariwisata, Staf Dinas Ketahanan Pangan, Asper, Kadin Lumajang, Ketua HIPMI, Pemuda Pancasila, serta Kelompok Tani Wonokoyo Jugosari Candipuro. Eka Yekti menyampaikan, ini adalah pengalaman pertama kalinya memetik biji kopi. Menurutnya banyak ilmu yang diajarkan bagaimana cara memetik kopi kemudian perkembangbiakannya sampai dengan panen unggulan kelompok tani. "Ini pengalaman luar biasa bagi saya, pertama kali pengalaman memetik kopi, dan mudah-mudahan kopi ini menjadi salah satu produk unggulan dari Kabupaten Lumajang," ujarnya. Tak hanya itu, ia berharap selain produk kopi ke depannya bisa merambah pada komoditas yang lain seperti coklat, Alpukat dan lain-lain. "Di sini sangat luar biasa kalau saya lihat untuk ke depannya sebagai potensi kepariwisataan juga. Kalau di Blitar itu ada kampung coklat, mungkin di sini nanti menjadi kampung kopi," imbuhnya. Selain itu, menurutnya, wilayah tersebut berpotensi untuk menjadi obyek wisata yang nantinya bisa berkembang menjadi kampung petik kopi. "Untuk berkemah pun juga sangat indah begitu. Wisata petik kopi mungkin pas musim-musim panen bisa menarik wisatawan untuk bagaimana sensasi pengalaman memetik kopi ini bisa dikembangkan di wilayah sini," tambahnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ir Paiman mengatakan, ada sekitar 25 petani tanaman kopi sudah mencoba, tapi ada yang berhasil, dan belum berhasil ini yang sesuatu kondisi di lapangan. "Bagi petani yang berhasil ojok medit, yang berhasil ilmu diberikan, yang tidak berhasil ojok gengsi takon," ujarnya dalam bahasa jawa. Ditemui seusai kegiatan, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang, Ischaq Subagio menjelaskan, kegiatan ini adalah tanam perdana petik kopi yang berbasis kopi sehat. "Jadi tidak menggunakan pestisida dan menggunakan bahan-bahan alami organik dan menggunakan pupuk organik sari luhur," jelasnya. Menurut Ischaq, dari segi biaya lebih murah, karena mengambil bahan dari alam seperti pelepah pisang dan daun-daun, rumput-rumput perdu yang kemudian diaplikasikan dan dibantu dengan dekomposer dari pupuk sari luhur. "Menghemat hampir 60 persen, dulu memang sama sekali belum tersentuh teknologi tidak menggunakan pupuk kimia," pungkasnya. (*/Ani)

Sumber: