KEE Ujungpangkah Jujugan Migrasi 50 Jenis Burung Laut
Gresik, memorandum.co.id - Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Kecamatan Ujungpangkah menjadi tempat migrasi puluhan jenis burung laut dan dipenuhi ratusan ribu pohon mangrove dari belasan jenis. Kawasan yang memiliki luas 1.554,27 hektar itu berada di tiga desa. Yakni Desa Pangkahwetan, Desa Pangkahkulon, dan Desa Banyuurip. Membentang di pesisir laut dan muara memberikan nuansa hijau serta menyumbang oksigen bersih untuk Kota Pudak dan sekitarnya. Rabu (2/6) kemarin, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur melaksanakan explore KEE Ujungpangkah. Meninjau tiga lokasi yang memiliki destinasi menarik, salah satunya tempat migrasi burung laut dari Benua Australia. "Lokasi ini dikenal sebagai Kalituri yang dipenuhi anakan ikan baramundi dan ikan glodok. Makanan bagi para burung laut yang bermigrasi," terang Polhut BKSDA Jawa Timur Adnan Aribowo saat mengajak awak media menyusuri area KEE Ujungpangkah. Berdasarkan catatan, ada sekitar 72 jenis burung laut yang memenuhi lokasi tersebut. 50 di antaranya adalah burung yang melakukan migrasi dari Benua Australia. "Migrasi burung laut biasanya terjadi di bulan Juni dan Juli. Ini yang terlihat adalah burung jenis dara laut," imbuhnya. Pria berkacamata itu menambahkan, jika air pasang burung-burung migrasi itu bersembunyi di balik pepohonan mangrove. Jika air sudah surut, biasanya akan keluar secara bergerombol dan mencari makanan ikan-ikan kecil. Sayang, saya Memorandum mendatangi lokasi kondisi sedang pasang. Selain jadi jujukan migrasi burung laut, KEE Ujungpangkah juga memiliki 19 jenis pohon mangrove. 17 di antaranya jenis mangrove jati dan dua lainnya jenis asosiasi. "Satu jenis mangrove asosiasi yakni jenis Nipa tidak ada di tempat lain. Hanya di sini," tegas dia. Hingga saat ini, lebih dari 100 ribu pohon mangrove yang ditanam di lokasi tersebut. Sejak 2016 dengan dukungan perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Santri. Jumlah tersebut sangat mungkin bertambah karena pengelola masih terus menggenjot penanaman. Hal ini benarkan Direktur Bina Kawasan Ekosistem Esensial Ditjen KLHK Asep Sugiharta. "Di sini menjadi jujugan migrasi dari puluhan burung laut. Mayoritas burung Pelikan dar Benua Australia," ujarnya. Ia menambahkan, KEE Ujungpangkah ke depan akam menjadi destinasi berbagai sektor. Bisa untuk edukasi, wisata yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat. Pengelolaannya pun akan terus dikembangkan. Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik mengatakan kehadiran KEE Ujungpangkah ini mengeliminir kota industri. Meski antivitas pabrik yang menghasilkan karbondioksida tinggi, KEE ini menjadi penyeimbang. "Untuk itu silakan investasi sebesar-sebarnya di Gresik. Karena kehadiran KEE Ujungpangkah menghasilkan oksigen sehat sebagai penyeimbang karbondioksida pabrik," katanya.(and/har/udi)
Sumber: