Tidak Tahan Suami Suka Mabuk dan Main Tangan
Defi (nama samaran) menggugat cerai Sony (nama samaran juga) gara-gara tidak kuat lagi menghadapi tabiat suaminya itu, yang sering main tangan saat cekcok. Selama empat tahun pernikahannya, Sony dirasakan tak pernah sekali pun membahagiakan. Apalagi, saat ini mereka mempunyai seorang anak. "Aku cuma diberi Rp 200 ribu sebulan. Bagaimana bisa cukup menghidupi keluarga?" keluh Dadi. Selain nafkah yang kurang, Defi sangat membenci kelakuan Sony yang kerap keluar malam dan selalu pulang dalam keadaan mabuk. Ngomongnya ngelantur ke mana-mana. Jika diberi tahu, dia selalu bersikap kasar. Tak jarang Defi dipukuli. Toh begitu, perempuan ini mencoba sabar. Defi lebih sering mendiamkan tingkah laku suaminya. Sesekali dia berusaha menasihati dan mengingatkan tanggung jawab sang suami. "Aku tidak berani berbuat lebih. Takut dia akan berlaku kasar lagi," ujarnya. Hingga pada puncaknya, menginjak tahun kedua pernikahan, perlakuan Sony sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Waktu itu ia pulang dalam keadaan mabuk. Defi yang sedang tidur dengan anaknya yang paling kecil, diseret keluar kamar. Defi dipukuli tanpa alasan. Wanita yang belum sepenuhnya sadar dari tidurnya itu hanya bisa menangis. Beberapa pukulan mendarat di wajah dab tubuh. Hampir semuanya memberi bekas lebam atau membiru. Keesokan harinya, saat Sony belum terbangun. Defi segera mengemasi barang-barangnya dan pergi ke rumah orang tuanya. Defi sudah tisak kuat lagi hidup bersama Sony. Ia memutuskan akan menggugat cerai suaminya itu. "Aku sudah tidak kuat hidup bersamanya. Lebih baik aku hidup sendiri," katanya. Semenjak kepergian Defi dari rumah, Sony tidak sekali pun mencarinya. Ha itu berlangsung lebih dari setahun. Hingga pada akhirnya Defi menggugat cerai. (mg5/jos)
Sumber: