Tesla Dekat Rumah
Oleh: Dahlan Iskan AKHIRNYA polisi sepakat dengan Tesla: kecelakaan itu tidak ada hubungannya dengan autopilot. I tu berarti, polisi Texas harus meralat keterangan awalnya. Yang begitu pasti: tidak ada pengemudi ketika kecelakaan itu terjadi –tanggal 17 April lalu. Menjelang tengah malam. Jam 23.25. Pertanyaan yang tersisa: kenapa mayat dokter William Varner ditemukan terduduk di kursi belakang. Sedang temannya, Everette Talbot, tetap di kursi depan, sebelah kanan. Polisi memang tidak sepenuhnya salah. Waktu dilakukan pemeriksaan di lokasi, benar-benar ditemukan tidak ada orang (mayat) di kursi pengemudi. Hanya saja menyimpulkan bahwa kecelakaan ini akibat autopilot terlalu buru-buru. Mungkin, begitu melihat Tesla, imajinasi polisi langsung ke autopilot. Kesan bahwa Tesla itu mobil yang bisa berjalan sendiri rupanya begitu kuat. Di tulisan pertama dulu, saya juga menyimpulkan bahwa kecelakaan itu tidak jauh dari rumahnya. Kecepatan mobil itu mestinya juga tidak tinggi. Itu setelah saya melihat peta di Google. Saya cari lokasi kecelakaan itu. Saya lihat kecelakaan itu terjadi di jalan kuldesak (buntu). Juga dekat jalan melengkung. Hanya saja, waktu itu, saya tidak tahu persis di mana posisi rumah dokter William. Barulah kemarin ada keterangan jelas: rumah William hanya sekitar 150 meter dari lokasi kecelakaan. Berarti tempat tinggal pemilik Tesla model S itu di perumahan kuldesak itu juga. Berarti, ketika terjadi kecelakaan, kecepatannya belum tinggi. Pun seandainya istri dokter William masih di depan rumah dia akan bisa melihat kobaran api itu dari rumahnyi. Malam itu dokter William dan Talbot makan malam. Bersama istri mereka. Talbot adalah teman baik William. Ia pengusaha bidang keuangan. Rumah mereka beda kota tapi dua kota kecil itu berimpitan. Setelah makan mereka ke rumah Talbot dulu. Untuk mengantar istri Talbot. Lalu ke rumah William untuk mengantar istri William. Tak lama kemudian William dan Talbot kembali ke mobil. Hendak keluar berdua. Yang polisi sulit mengelak adalah: data kamera di rumah William. Dari rekaman itu terlihat William memasuki pintu kiri depan Tesla. Berarti William duduk di kursi pengemudi. Juga terlihat, di rekaman itu, Talbot membuka pintu depan kanan. Lalu duduk di kursi depan kanan. Bahwa polisi tidak menemukan mayat terbakar di kursi pengemudi, itulah yang harus diperdebatkan. Tapi itu lebih mudah menjawabnya. Dari tiga kemungkinan, hanya satu yang paling kuat: dokter William sengaja pindah ke kursi belakang. Itu dilakukan setelah terjadi kecelakaan. Mungkin ia tidak bisa lagi membuka pintu depan. Kemungkinan lain, ia ingin menjauh dari api. Yang sudah mulai menyala di bagian depan. Dua kemungkinan lain bisa diabaikan. Yakni dokter William terlontar ke belakang. Saking kerasnya Tesla itu menabrak pohon. Satunya lagi: kecelakaan ini mengandung unsur kriminalitas. Yakni pengemudinya sengaja membunuh dua orang itu. Lalu melarikan diri. Polisi memang menyebut Tesla itu melaju kencang sebelum menabrak pohon. Tapi keterangan awal itu juga terlalu tergesa. Terutama setelah jelas bahwa Tesla itu baru 150 meter meninggalkan rumah dokter William. Memang api berkobar hebat dari Tesla itu. Besar sekali. Lama sekali. Begitu terlihat akan padam berkobar lagi. Lalu seperti mau padam lagi. Berkobar lagi. Selama 4 jam. Itu ternyata tidak hanya karena menabrak pohon. Di tikungan yang tidak tajam itu mobil menghantam dulu beton di pinggir jalan. Itulah tugas polisi berikutnya. Bagaimana bisa mobil yang baru berangkat, di sebuah perumahan kuldesak, di tikungan yang tidak tajam, bisa terjadi peristiwa itu. Yang jelas, nama perumahan itu –The Woodland– menjadi sangat terkenal: elitenya, hijaunya, dan perencanaan kotanya. Perusahaan perumahan itu kini beriklan agak gencar. Memang, kota baru The Woodland ini dihuni para eksekutif perusahaan besar. Tujuan dibangunnya dulu memang untuk mereka: yang bosan tinggal di kota besar. Seperti Houston. Jaraknya pun hanya 30 menit bermobil dari ''ibu kota'' minyak dunia itu. Dengan pengakuan baru polisi itu Tesla pun lega. Kontroversi autopilot berakhir. Memang agak buru-buru juga, mengaitkan kecelakaan itu dengan autopilot. Tidak masuk akal –secara teknologi. Jalan di perumahan itu tidak dilengkapi garis. Padahal autopilot tidak berfungsi tanpa garis itu. Meski begitu polisi tetap mengetatkan pengawasan pada pemakaian autopilot. Tiga hari lalu satu orang lagi ditangkap: Tesla model 3-nya melaju dengan pemiliknya duduk manis di kursi belakang. Yang ditangkap itu Param Sharma –kelihatannya keturunan India. Ia kaya raya –orang tuanya. Ia tenang saja. Nilai denda tidak ada artinya. Pun kalau mobil harus disita –karena bukan baru kali ini ditangkap untuk pelanggaran yang sama. "Saya kan bisa beli Tesla yang lain lagi," ujarnya seperti ditulis media-media di California. Tapi kali ini ia harus masuk tahanan: di penjara Santa Rita. Umurnya 25 tahun. Di Instagram-nya banyak dipamerkan mobil mewahnya –termasuk Lamborghini. Dan kemewahan yang lain. Rumor di California menyebut ia anak pengusaha minyak atau bank. Ketika ditanya soal itu, Sharma mengelak. "Yang jelas bukan pengusaha minyak," katanya. Seorang netizen, yang mengaku teman sekolahnya di Albany High, minta agar polisi mencabut saja SIM anak itu. Dikatakan, Sharma sudah sering berbuat aneh. Ia ingin selalu menjadi pusat perhatian. Suatu saat ia posting bahwa penyanyi Rihanna itu menjiplak gayanya. Waktu di mobil itu pun terlihat bibirnya bergerak-gerak seperti menirukan lagu rap yang diputar di mobil itu. Sebelum ditutup, Instagram-nya memiliki follower 5.000. Tapi follower Instagram-nya yang lain pernah mencapai 400.000 –sebelum ditutup karena banyaknya follower palsu. (*)
Sumber: