Mendorong Semangat Masyarakat di Hari Konsumen Nasional
Surabaya, memorandum.co.id - Di masa pandemi Covid-19 ini, peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) diharapkan mampu mendorong semangat masyarakat dan pelaku usaha untuk bangkit serta memulihkan kembali ekonomi bangsa. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat talkshow Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2021 di Hotel Vasa Surabaya. Hasil survei Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) tahun 2020 yang dilakukan Kementerian Perdagangan di 34 provinsi menunjukkan, keberdayaan konsumen nasional berada pada level 49,07 atau berada pada level mampu. Artinya konsumen sudah mengenali haknya, menentukan pilihan terbaik, termasuk menggunakan produk dalam negeri, namun belum aktif memperjuangkan haknya. "Sebagai upaya kolaborasi antarpemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menciptakan konsumen berdaya serta pelaku usaha yang bertanggung jawab," terang Muhammad Lutfi. Disampaikan Muhammad Lutfi, sejak pandemi Covid-19 berlangsung, konsumsi rumah tangga Indonesia pada kuartal ke-2 tahun 2020 mengalami penurunan. "Salah satu upaya menumbuhkan kembali ekonomi Indonesia adalah dengan meningkatkan konsumsi produk dalam negeri. Indonesia adalah bangsa yang besar, mari menjadi konsumen di negeri sendiri dan bersama-sama pulihkan ekonomi bangsa,” ujar Muhammad Lutfi. Membangun semangat perlindungan konsumen diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pada 2012. Lanjut Muhammad Lutfi, peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkonas) ke-9 mengusung tema ‘Konsumen Berdaya Menuju Indonesia Maju’ dengan subtema ‘Konsumen Berdaya Pulihkan Ekonomi Bangsa’. Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggriono menyampaikan, konsumen Indonesia diharapkan tidak hanya mengetahui hak dan kewajiban. Namun, juga mampu menggunakan hak dan kewajibannya dalam menentukan pilihan terbaik serta membangun rasa nasionalisme yang tinggi. “Harkonas menjadi momentum peningkatan pemahaman hak dan kewajiban konsumen, peningkatan kecerdasan dan kemandirian konsumen, serta nasionalisme tinggi dalam menggunakan produk dalam negeri. Khususnya di masa pandemi ini, transaksi perdagangan daring semakin meningkat dibanding perdagangan luring,” jelas Veri. (day/fer)
Sumber: