Tahan Serangan Pandemi Covid-19, UMKM Kue Kucang Ayub Jember Selamatkan Korban PHK

Tahan Serangan Pandemi Covid-19, UMKM Kue Kucang Ayub Jember Selamatkan Korban PHK

Jember, Memorandum.co.id - Pandemi Covid-19 yang hingga ini belum berakhir mengakibatkan semua sektor terimbas, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun di balik itu semua, pelaku UMKM berusaha bertahan sambil melakukan inovasi agar bisa bertahan dan berkembang. Salah satu pelaku UMKM yang masih bertahan di tengah pandemi Covid-19 adalah Sentot Pujiono (44) dengan produk Kue Kucang Ayub yang berada di Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. Sentot menuturkan kisah bagaimana UMKM mandiri yang dikelola bersama keluarga itu masih bertahan, bahkan bisa menampung para korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Menurut Sentot Pujiono, pandemi Covid-19 yang terjadi sangat memukul usahanya. Sebab, permintaan kue kacang kering menurun drastis. Tapi hal itu tidak lama dan bukan menjadi penghalang untuk terus meningkatkan usahanya. “Justru sebaliknya, meski ada pandemi Covid-19, kami semakin terpacu untuk melakukan inovasi dengan berbagai pola pemasaran di Media Sosial (Medsos) seperti Instagram (IG) serta grup WhatsApp. Jajan olahan rumahan ini disambut baik oleh pasar karena dengan harga murah, renyah untuk sandingan (camilan) kumpul bersama keluarga di kala pemerintah melarang mudik dan keluar kota," tutur Sentot Pujiono saat berbincang dengan memorandum.co.id, Selasa (20/4/2021). Beragam jenis rasa kacang ayub tersedia seperti rasa original, rasa monde, pandan, miccoklat, janda genit (monde susu), dan rasa lain yang menyesuaikan permintaan pasar dan digemari konsumen. Meski hanya promosi secara online, dengan tenaga kerja 30 orang warga sekitar, produksi Kue Kucang Ayub bisa menghasilkan 1.500 toples. Produk ini telah merambah pasar meliputi Jawa dan Bali. Saat ini setiap harinya menghabiskan bahan dasar tepung sebanyak 30 sak/25 kilo gram, minyak 20 dos kemasan 18 liter, gula 2 kuintal, dan kacang 1.5 kuintal. "Dalam satu hari 35 koli original dengan satu koli (40 toples) dengan harga jual Rp 7.720, 000, kotor Rp 25.200.000, belum dipotong ongkos tenaga dan bahan dasar," bebernya. Seiring berjalannya waktu, usaha yang dirintis di masa pandemi covid-19 ini kini bisa menyelamatkan para korban PHK. "Kami berharap di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang dukungan pemerintah dan instansi lain sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM agar bisa bertahan. Kami bisa diajak mengikuti pameran untuk mengenalkan produk lokal. Hal ini sangat membantu sekali dalam pemasaran produk agar usaha kami bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat,” pungkasnya.(edy)

Sumber: