Suami Berselingkuh saat Istri Mengandung (1)

Suami Berselingkuh saat Istri Mengandung (1)

Perut Kram, Terpaksa ke Rumah Sakit Sendiri

Menikah dengan lelaki yang dicintai dan akhirnya hamil adalah hal yang diinginkan Bunga (bukan nama sebenarnya). Namun, keadaan berubah ketika ia mendapati suaminya, Budi (nama samaran juga), itu selingkuh ketika ia sedang hamil. Bunga tidak mengatakan kepada orang tuanya mengapa bercerai. Ia hanya berusaha tegar menghadapi masa kehamilan dengan suami yang selingkuh, dan menghadapi kelahiran ketika memutuskan untuk menjadi ibu tunggal untuk anaknya. Sebelumnya Bunga pernah merasakan pernikahan yang sempurna. Ia bertemu Budi setelah dikenalkan oleh seorang teman dan segalanya berjalan dengan bahagia. "Kami pacaran dua tahun sebelum akhirnya menikah. Aku hamil pada tahun pertama pernikahan kami. Saat itulah dia mulai bertingkah," ucap Bunga. Rasanya keadaan rumah tangga Bunga menjadi berbalik secara drastis. Budi mulai sering pulang larut malam dengan alasan harus membawa klien minum-minum. "Alasan yang dia berikan terdengar seperti trik kuno untuk mengelabui pasangan. Walau begitu, aku mempercayainya. Dia kuakui lelaki yang selalu jujur dan terbuka sejak kali pertama kami berkencan," kenangnya. Memang, Budi adalah lelaki pertama  yang sangat Bunga cintai. Bagaimanapun tingkah Budi, ia tetap ayah dari bayi yang dikandung Bunga. Kembali ke kehidupan mereka, kadang-kadang, Budi mendapat telepon pada larut malam dari bos yang tinggal di luar negeri. Ini yang membuat Bunga percaya kepadanya. "Dia mulai senang pergi dengan mobilnya setiap malam. Ketika aku memintanya untuk mengajakku bersamanya, dia menolak dan berjanji akan kembali beberapa jam kemudian. Aku masih tidak meragukannya," katanya. Hingga pada satu hari, Bunga mengalami kram yang buruk pada masa kehamilan bulan kedua. Ia harus naik taksi ke rumah sakit sendirian karena tidak berhasil menghubungi Budi. "Esoknya dia datang untuk menjengukku, tetapi akhirnya ia malah mengajakku bertengkar kareba aku dianggap sebagai beban," terangnya. Bagaikan menyapu semua kotoran yang ada dan menyembunyikannya di bawah karpet, Bunga ingin semua kekacauan ini tampak baik-baik saja. Bunga hanya ingin melihat pernikahan mereka bagai gelas kaca yang indah sewarna mawar. "Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas kekurangan dalam pernikahan kami. Bagaimanapun kami akan punya bayi. Kami harus berusaha agar segalanya tetap berjalan lancar dan baik-baik saja," katanya. (mg5/jos, bersambung)     Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: