Peduli Kelestarian Budaya Surabaya, AH Thony Wujudkan Lewat Ensiklopedia
Surabaya, memorandum.co.id - Kepedulian Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony terhadap ragam budaya di Kota Pahlawan, itu nantinya akan dia wujudkan ke dalam sebuah ensiklopedia budaya Surabaya. Gagasan itu, menurutnya perlu, karena selain belum ada di Kota Surabaya, juga bisa sebagai referensi atau pedoman bagi warga dan masyarakat untuk mengetahui budaya, sosial tokoh, politik dan sebagainya. "Selain perda, Kota surabaya butuh ensiklopedi Kota Surabaya yang selama ini belum ada. Pokoknya semuanya yang berkaitan dengan Surabaya. Ini rencana besar," ujar politisi dari Fraksi Gerindra ini, Senin (12/4/2021). Di samping itu, AH Thony juga akan menginisasi raperda tentang pemajuan budaya Surabaya serta buku toponimi tentang kampung-kampung di Kota Surabaya. "Untuk mewujudkan ini, nanti akan menggandeng Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair Surabaya. Tujuannya untuk menguatkan kajian dan referensi yang jelas. Karena kekuatan referensi dan analisis ada di perguruan tinggi," sebutnya. Thony menjelaskan, kerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya Unair ini sebagai langkah awal untuk merangkul akademisi. Sehingga, harapannya komunikasi lembaga dewan dengan kampus lebih intens. "Kami mencoba menggali ini. Dan kerjasama ini adalah inisiatif untuk memajukan kebudayaan Kota Surabaya. Sebab sejarah dan budaya Surabaya sangat banyak, di mana itu harus diselamatkan," paparnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair Prof Purnawan Basundoro menyambut baik kerja sama tersebut. Pihaknya akan menggerakkan para dosen yang memang memiliki kualifikasi di bidangnya masing-masing. Karena itu, lanjutnya, pengembangan budaya di Surabaya harus memiliki landasan hukum. Undang-undang nasional memang sudah ada, tetapi dengan dibuatnya perda maka pengembangan secara khusus budaya Surabaya butuh perda. Prof Purnawan memandang, Surabaya sebagai kota bersejarah, sehingga aspek kesejarahan ini perlu diselamatkan. Tujuannya anak-anak muda Surabaya tahu betul tentang sejarah budaya kota tempat tinggalnya. "Aspek kesejarahan tidak dirawat, maka akan hilang, Surabaya kota pahlawan, tapi kalau tidak diajarkan anak muda tidak akan tahu," pungkasnya. (mg3)
Sumber: