Plt BBPPMPV BOE Malang Buka Sarasehan Penyiapan SDM Unggul
Malang, memorandum.co.id - Membangun sumber daya manusia (SDM) unggul dan kompeten, membutuhkan peran serta dari dunia industri dan dunia kerja (iduka). Karena, bisa dipahami kesesuaian antara pegawai dengan penyedia lapangan. Hal itu disampaikan Plt Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronik (BBPPMPV BOE) Malang Dr Ir Abd Rochim MM saat membuka sarasehan di Hotel Harris, Jumat (9/4/2021). Sarasehan dengan tema Pendidikan Vokasi Dalam Rangka Pembangunan SDM Unggul dan Peningkatan Daya Saing Bangsa itu, menghadirkan 19 dunia usaha dan industri dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, juga beberapa direktur dari beberapa politeknik. "Membangun sumber daya manusia yang unggul dan kompeten, tidak bisa diwujudkan tanpa melibatkan para stakeholder. Yakni para pelaku dunia industri dan dunia kerja (iduka). Objeknya adalah di pendidikan kejuruan SMK, perguruan tinggi vokasi politeknik hingga lembaga khusus pelatihan. Karena itu, kami lalukan sarasehan untuk berbicara bersama, guna menyiapkan SDM. Membahas program vokasi ke depan," terang Abd Rochim usai membuka sarasehan. Ia menambahkan, sebagai pembicara menghadirkan Direktur Kemitraan Kesesuaian dan Keselarasan link and match. Menyangkut bagaimana kebijakan kebutuhan spesifikasi SDM kepada Iduka. Pembicara lain adalah dari Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi yang akan menyampaikan kebijakan pendidikan vokasi. "SDM unggul kompeten adalah yang memenuhi kebutuhan Iduka. Termasuk di dalamnya soft skill dan hard skill. Kalau hard skill sudah sesuai dengan bidangnya. Namun untuk soft skill banyak dikeluhkan iduka. Misalnya, pintar bekerja namun tidak bisa komunikasi ataupun bekerja tim hingga ketahanan dalam bekerja dan lainya," lanjutnya. Semua dilakukan sebagai salah satu cara pemenuhan SDM. Bisa dari sisi durasi magang kerja. Menurutnya, dirjen telah menetapkan sembilan hal dalam pemenuhan SDM kepada Iduka. "Ada 8 plus 1, yang telah ditentukan pak dirjen. Di antaranya, kurikulum disusun bersama, sistem magangnya. Tidak saja pada siswa yang magang, para gurunya juga harus magang hingga bersertifikasi. Dan beberapa lainya," pungkasnya. Sementara itu, Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) Eko Julianto yang turut hadir menjelaskan, bahwa sejak adanya Dirjen Kementerian Pendudikan Vokasi (Diksi), lembaga yang ia pimpin tidak lagi berada dalam naungan dikti. "Melalui acara seperti ini, adalah untuk menyamankan persepsi. Antara dunia kerja dan dan penyedia tenaga kerja. Pendidikan vokasi jadi tulang punggung, dunia industri. Ini kesempatan untuk berkolaborasi dalam pendidikan yang terintegrasi," terangnya. (edr/fer)
Sumber: