Pertunjukan Lumba-Lumba Diprotes Pecinta Hewan
SURABAYA - Pentas lumba-lumba di Jembatan Merah Plaza (JMP) diprotes sekitar 15 orang yang mengatasnamakan Aliansi Pecinta Satwa yang Dilindungi, Rabu (26/6). Mereka meminta hewan-hewan yang dikomersilkan tersebut dilepas ke habitatnya. Informasi yang dihimpun Memorandum di lokasi, para pendemo sambil membentangkan spanduk mendatangi JMP pada pukul 08.55. Mereka hendak menemui pihak manajemen PT Wersut Seguni Indonesia (WSI) yang mengelola pentas lumba-lumba. Namun usaha mereka tidak berhasil karena tidak diperbolehkan masuk oleh sekuriti JMP. Selain mal belum buka, para pendemo juga tidak mengantongi izin demo dari kepolisian. Sehingga para pendemo hanya sampai di depan mal. "Para pendemo tidak bisa menunjukkan izin demo dari pihak kepolisian. Mereka hanya sebentar di sini dan lima menit kemudian pergi meninggalkan lokasi," kata Kepala Sekuriti JMP Purwanto. Purwanto mengungkapkan, pihaknya saat itu tidak berada di lokasi karena memang mal masih tutup. Meski begitu ia memerintahkan anak buahnya berjaga di depan pintu masuk area parkir yang ditutup portal. "Kami tidak sempat bertanya kepada kelompok tersebut dari aliansi apa. Mereka hanya memprotes pentas lumba-lumba agar segera dikembalikan ke habitatnya," tegas dia. Sementara Manajer PT Wersut Seguni Indonesia, Ali Sodikin, membenarkan adanya 15 orang yang mendemo pentas lumba-lumba yang dikelolanya. Tapi sayangnya Ali tidak berada di lokasi. Tapi berhasil dicegah oleh sekuriti karena tidak mengantongi izin. "Mereka tidak mengantongi izin, kalau ada pasti akan kami temui untuk menanyakan maksud dan tujuannya mereka apa. Para pendemo hanya sebentar di sini lalu meninggalkan lokasi," kata Ali Sadikin. Ali menambahkan, sebelum mengadakan pentas di Surabaya, terlebih dahulu mentas di Sidoarjo. Selama di Kota Udang tersebut, manajeman juga didemo oleh mereka meski tempatnya tidak di lokasi pementasan. "Orangnya juga itu-itu saja yang demo dan permintaaannya sama, yakni hewan-hewan yang dilindungi untuk dikembalikan ke habitatnya," imbuh dia. Untuk memelihara satwa-satwa yang dilindungi dan mengadakan pentas, manajemen PT WSI sudah mengantongi izin dari kementerian terkait. Bukan hanya menggelar pentas lumba-lumba di Sidoarjo dan Surabaya, melainkan hampir di seluruh Jawa Timur sudah di kelilingi. "Kami ada izinnya langsung dari pusat. Ketika pentas di beberapa daerah, kami tinggal koordinasi dengan media setempat, termasuk memeriksakan satwa ke BKSDA agar tidak disalahkan nantinya," jelas Ali. Manajemen selama pementasan membawa dua ekor lumba-lumba dan satwa lain, seperti burung kakak tua, berang-berang, dan beruang madu. Pemeliharaannya, terutama pemberian makan kepada satwa sudah sesuai dengan prosedur dari kementrian pusat. Termasuk jam-jam pementasan lumba-lumba ada tenggang waktu istirahat. "Sehingga asumsi mereka, pihak manajemen memainkan pentas setiap hari tanpa istirahat," ujar pria ini. (rio/udi)
Sumber: