Pendidikan Dibiayai, Lulus SMA Langsung Dipinang

Pendidikan Dibiayai, Lulus SMA Langsung Dipinang

Yuli Setyo Budi, Surabaya Dina (29, bukan nama sebenarnya) akhirnya menjadi wanita karier. Meski tidak setinggi yang dicita-citakan, posisinya di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang properti bisa dibanggakan. Itu semua tidak lepas dari jasa suminya, sebut saja Parid (40). Kisah perjalanan rumah tangga Dina vs Parid dimulai semasa Dina masih duduk di bangku kelas dua SMA. Waktu itu orang tuanya, entah karena apa, bercerai. Dina sebagai anak tunggal tidak mampu mencegah perpecahan orang tuanya tersebut. Yang terjadi selanjutnya sangat menyakitkan. Ayah dan ibunya meninggalkan rumah begitu saja tanpa menghiraukan Dina. Pergi membawa ego masing-masing. “Aku dititipkan ke Tante hanya lewat telepon,” kata Dina kepada pengacara yang mengurusi perceraiannya di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Gadis yang bercita-cita menjadi wanita karier ini sempat drop meskipun sudah memperkirakan kebersamaan kedua orang tuanya tidak bakal langgeng. Ini sudah dirasakan Dina sejak gadis ini duduk di bangku SMP. Ayahnya sering tidak pulang. Kabar yang dia curi dengar dari tetangga, ayahnya berselingkuh dengan seorang tenaga pemasaran asuransi ternama. Mereka bahkan pernah tepergok berduaan di rumah kos sang gadis di kawasan Tegalsari. Ibunya-lah yang memandegani penggerebekan itu bersama perangkat kelurahan dan polsek setempat. Bukannya bertobat dan meminta maaf, ayahnya malah marah-marah dan uring-uringan kepada ibunya. “Ibu akhirnya tidak menghiraukan Ayah. Dia justru balas dendam menjalin hubungan dengan teman sekerja Ayah. Mereka hidup sendiri-sendiri. Aku yang jadi korban,” kata pengacara tadi menirukan keluhan Dina. Gadis ini pun hidup bagai layang-layang putus benang. Memang ada tante yang dipasrahi mengurus Dina, tapi perhatian adik ibunya ini tidak mungkin diharapkan maksimal. Biaya sekolah Dina juga bermasalah. Dia sering tidak bisa bayar dan menunggak. Dina bahkan terancam dikeluarkan. Katika hal ini sempat dikeluhkan kepada tantenya, perempuan tersebut berjanji bakal melunasi tunggakan Dina. Tapi sampai lewat enam bulan, janji tersebut tidak pernah dipenuhi. Akhirnya Dina nekat bekerja di sebuah rumah makan untuk memenuhi biaya sekolahnya. Dia bahkan memberanikan diri berutang kepada bosnya dengan alasan untuk bayar tunggakan biaya sekolah. Beruntung sang bos memberikan pinjaman kepada Dina. Di rumah makan itulah Dina berkenalan dengan Parid. Pemuda tersebut dipercaya menjadi kepala waiters. Meski hanya lulusan SMP, Parid mampu bekerja di atas tanggung jawabnya. Dia memang lincah, mampu menangani banyak hal. Witing tresno jalaran soko kulino, lambat laun Dina yang dipercaya menjaga kasir menaruh hati terhadap Parid. Pemuda ini memang terkesan kasar, tapi sebenarnya dia sangat baik. Suka membantu teman dan royal apabila memiliki rezeki lebih. Kepada siapa pun, terutama kepada Dina. Suatu saat Dina bahkan disarankan berhenti kerja dan focus menekuni tanggung jawabnya sebagai pelajar. “Biar aku yang membiayai sekolahmu,” begitu penawaran Parid kepada Dina. Ini sangat mengejutkan, karena pada watu itu mereka belum terikat hubungan. Belum jadian. Belum pacaran. Apalagi tunangan. Parid belum mengungkapkan isi hatinya walau sudah menampakkan tanda-tanda tertarik. Dina tidak berani mendahului menyatakan rasa sayang karena takut dibilang perempuan nyosoran. Dia menjaga diri karena yang suka terhadap Parid bukan hanya dia. Banyak yang naksir Parid. (bersambung)  

Sumber: