Jalur Wisata Malang Selatan Rusak

Jalur Wisata Malang Selatan Rusak

Malang, memorandum.co.id - Jalur wisata di kawasan Malang Selatan (Malsel) sepanjang 21 kilometer antara Desa/ Kecamatan Bantur sampai dengan perempatan menuju pantai wisata Balekambang, saat ini rusak berat. Ini disinyalir mengakibatkan menurunnya angka wisatawan yang berkunjung ke wilayah Malang Selatan tersebut hingga 80 persen. Tentunya berimbas pada pergerakan perekonomian di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS). "Jika hal ini dibiarkan berlanjut sangat berbanding terbalik dengan pernyataan bupati yang mengedepankan pembangunan jalur wisata," terang anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Malang Achmad Daniel, Selasa (30/3/2021). Bupati Malang yang kerap melakukan kunjungan pada lokasi wisata (sambang wisata) selalu menyampaikan pembangunan jalur wisata selalu menjadi program utama. Pembangunan infrastruktur wisata merupakan salah satu pendongkrak PAD, namun kenyataannya sudah hampir tiga bulan terakhir jalur yang menuju wisata pantai yang ada di sepanjang JLS mengalami rusak berat tetapi gak ada tindakkan. “Sangat wajar warga yang ada disepanjang jalur Bantur-(Desa) Srigonco dan Sumberbening mengeluhkan hal itu,” kata Daniel. Politisi PPP itujuga menyayangkan atas rusaknya jalur yang menuju lokasi wisata yang menuju sepanjang JLS, karena dengan rusaknya jalur tersebut angka wisata menurun yang berimbas pada penurunan pendapatan ekonomi pedagang yang ada di lokasi wisata itu. “Pernyataan bupati sangat kontradiktif dengan kenyataan yang ada, tidak hanya jalur menuju wisata sepanjang JLS yang rusak tapi juga ada yang lainnya," urai Daniel. Sementara itu, Kepala Dinas PUBM Kabupaten Malang Romdhoni menyampaikan, terkait rusaknya jalan tersebut atas pembangunan lanjutan JLS dan tidak adanya jalur alternatif untuk mengangkut material. Pembangunannya itu menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat karena tidak ada jalur lain untuk angkutan material proyek. Apalagi kelas jalan yang ada tidak mendukung untuk dilalui kendaraan besar yang bermuatan berat otomatis jalan yang ada cepat rusak ditambah musim penghujan, namun untuk pembenahan atau perawatan tetap dilakukan oleh pihak JLS. “Untuk tahun ini proses penyelesaian pengerjaan JLS hingga Februari tahun 2022,” terang Romdhoni. Sebetulnya tahun ini, lanjut Romdhoni, pihak pemkab sudah ada program pembenahan atau perawatan jalur tersebut, karena pembangunan JLS belum rampung sehingga kegiatan tersebut ditunda dan melakukan koordinasi dengan JLS sampai pada tingkat Kementerian dan juga telah bersurat. “Hasilnya semua kerusakan sepanjang Bantur sampai perempatan Balekambang akan menjadi tanggung jawab proyek JLS. Namun pelaksanaannya setelah pembangunan JLS selesai di tahun 2022 nanti sedangkan untuk perawatan tetap dilakukan proyek JLS," paparnya. Sedangkan untuk jalur sepanjang kurang lebih 7 kilometer yang ada di Sumberbening menjadi tanggung jawab Pemkab Malang, namun pelaksanaannya nanti sekitar Juni paling cepat karena masih harus melakukan penyusunan ulang terhadap program yang sudah ada. Karena pengajuan anggaran yang sudah disetujui dialokasikan untuk penanganan Covid-19 sebesar 30 persen, jadi harus dilakukan penghitungan ulang terhadap penyusunan kebutuhan anggaran. Pembenahan jalur Sumberbening menurutnya tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat karena setelah dilakukan penyusunan ulang kebutuhan anggaran baru diajukan pada tim anggaran. Jika disetujui baru dilalukan proses lelang proyek tersebut, hingga paling cepat bisa dilakukan sekitaran Juni. “Karena jalur yang ada di Sumberbening itu merupakan jalur lalulintas umum bagi kendaraan menuju lokasi wisata dan bagi warga sekitar serta bukan untuk kendaraan proyek JLS," jelas Romdhoni. (kid/ari/fer)

Sumber: