Dewan Pelanggan PDAM Surabaya: Pemerataan dan Kualitas Air Belum Maksimal

Dewan Pelanggan PDAM Surabaya: Pemerataan dan Kualitas Air Belum Maksimal

Surabaya, memorandum.co.id - Keinginan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang ingin agar PDAM Surya Sembada dapat menjangkau air bersih ke seluruh rumah warga mendapat apresiasi dari Dewan Pelanggan PDAM Kota Surabaya. Di samping mendukung upaya itu, Dewan Pelanggan juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kualitas air bersih dan debit air yang selama ini menjadi keluhan. "Selama ini yang menjadi keluhan warga itu air yang diterima masih kotor, lalu debit air yang keluar seringkali kecil," ujar Ali Musyafak, Ketua Dewan Pelanggan PDAM Surabaya, Kamis (25/3/2021). Untuk itu, Ali Musyafak berpesan kepada Pjs Dirut PDAM Surya Sembada Dody Soedarjono agar bisa meningkatkan kapasitas produksi di samping kualitas air terjaga dengan baik. "Saya harap konsentrasi dirut PDAM ke depan itu pemerataan air dan peningkatan kualitas air. Untuk mendukung itu bisa dengan membuat IPAM baru, atau IPAM yang sudah ada ditingkatkan kapasitasnya," paparnya. Soal air yang mengecil dia menyebut bisa diantisipasi dengan dibuatnya tandon air. Istilahnya reservoir, yang mana itu berguna untuk menyuplai air di wilayah yang sering mengalami krisis seperti di Surabaya Barat dan Surabaya Utara. "Paling sering seret air itu Surabaya Barat dan Utara. Pompa dan tandon air sudah ada di beberapa wilayah tapi belum merata. Nantinya reservoir (penampungan air, red) itu bisa diletakkan berdekatan dengan permukiman warga," jelasnya. Sementara, saat disinggung terkait jumlah rumah warga Surabaya yang teraliri air, dikatakan Humas PDAM sudah sebanyak 99,5%, namun Ali Musyafak mengoreksi itu. "Dari data terakhir yang didapatkan, diketahui ada sebanyak 794 ribu sekian rumah warga yang berdiri namun yang teraliri sudah sekitar 600 ribu. Ini kan berarti masih ada hampir 200 ribu rumah warga yang belum terlayani, itu tidak sedikit," tegasnya. Menurut Humas PDAM Surya Sembada Diah Ayu Anggraeni, bahwa salah satu kendala mengapa rumah warga masih ada yang belum terlayani yakni karena persoalan lahan. Bahwa lahan rumah warga tidak resmi. Ali Musyafak menilai itu alasan klasik. Seharusnya PDAM bisa mencontoh PLN yang tidak terkendala dalam memberikan pelayanan meskipun itu berkaitan dengan lahan. "Siapapun yang butuh air itu harus dilayani, karena air bersih kebutuhan primer sama seperti listrik. PDAM itu ya seharusnya seperti PLN. Kalau PLN bisa nyala kenapa PDAM tidak bisa masuk, kan ini aneh," tandas Ali. (mg-3/fer)

Sumber: