Alumni HMI: Jaga Intelektualitas

Alumni HMI: Jaga Intelektualitas

Surabaya, memorandum.co.id - Sekretaris Jendral Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI) Manimbang Kahariady mengatakan, HMI baik secara institusional dan individu-individu kadernya harus memiliki kapasitas intelektualitas yang unggul. Menurutnya pemikiran HMI tak hanya mengarah pada keislaman, namun juga ke arah konteks keilmuan dan sosial, sehingga wacana-wacara epistemologi Islam, islamisasi ilmu, itu menjadi bagian penting dari kegiatan-kegiatan HMI. "Kita alumni terus mendorong agar intelektualitas nya ini terjaga, nanti akan tercermin dari implementasi program-programnya. Hal tersebut menjadi pekerjaan besar untuk menjaga intelektualitas dan akademik HMI," terang Kahariady. Pihaknya menyebutkan bahwa intelektualitas ditentukan oleh sebesar apa keinginan, kemampuan dan kapasistas seseorang berjuang untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Intelektualitaa mengacu pada seberapa banyak orang lain memperoleh manfaat kebaikan dari pengetahuan yg kita miliki. "Intelektualitas HMI hanya akan dirasakan apabila dia selalu hadir dalam persoalan kebangsaan, dengan menghadirkan osulusi. Kami yakin kongres ini tidak hanya regenerasi, tetapi jg mengasah intelektualitas itu, dalam kecepatan mengambil keputusan secara baik," paparnya. Di era digital, masih kata Kahariady, HMI tidak hadir di elepon genggam setiap orang. Karena tidak punya kemampuan mendengar di media sosial, HMI tidak mendengar jeritan rakyat. "Pada era digital ini, HMI membutuhkan kemampuan IT yang lebih baik, agar bisa hadir dalam setiap persoalan bangsa dan memberikan sejarah nyata. Tidak hanya menyampaikan permasalahan, tetapi juga menjadi pemimpin yang problem solver," ungkapnya. Baginya, ini menjadi tantangan bagi kader-kader HMI untuk slebih adaptif terhadap perkembangan zaman. "Saatnya meninggalkan pola lama yang kurang up to date. Pemimpin yang problem solver pasti mampu berkolaborasi dengan para pihak," ungkap Kahariady. Disinggung terkait pelaksanaan kongres HMI yang molor, Kahariady berpesan agar forum ini dapat memastikan dan merespon harapan para anggota serta dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat. "Ini juga tantangan para kader dalam menguji kadar kemampuan akademik dan kepemimpinan mereka. Kualitas kepemimpinan diuji oleh tantangan dan penyelesaiannya. Siap beda pendapat, siap mengambil keputusan," pungkas Kahariady. (mg1)

Sumber: