Apresiasi dan Refleksi 5 tahun Penutupan Lokalisasi Dolly lewat Bedah Buku

Apresiasi dan Refleksi 5 tahun Penutupan Lokalisasi Dolly lewat Bedah Buku

SURABAYA - Beda buku dan seminar bisnis bertajuk Spiritual Management in Action: Tempe Bang Jarwo, menjadi salah satu rangkaian Titian Kreatif Pustaka Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga. Kegiatan ini dalam rangka memperingati lima tahun penutupan eks lokalisasi Dolly bertempat di ruang aula MM FEB Unair,Selasa(18/6) Dalam kegiatan tersebut diisi dengan mengupas bisnis UMKM Tempe Bang Jarwo Go Internasional, dengan narasumber Mustofa Sam penulis buku Jarwo Susanto Si Arek Dolly',Gancar C Premananto KPS MM FEB Unair dan Jarwo Susanto owner Tempe Bang Jarwo. Menurut Gancar C Premananto, KPS MM FEB Unair, kegiatan ini adalah rangkaian acara peringatan 5 tahun penutupan eks lokalisasi Dolly. "Ini sekaligus untuk memberikan wawasan kepada masyarakat dan mahasiswa tentang peluang menjadi seorang entrepreneur serta membahas aspek manajemen tokoh inspirator gang Dolly yakni Bang Jarwo,”kata Gancar. Gancar sendiri bertemu Jarwo pada 2016 saat memberikan pelatihan dan pembekalan kepada pengusaha UKM di eks lokalisasi Dolly. "Waktu ada Departemen Syariah FIB Unair dan kita berteman selama 3 tahun," jelas Gancar. Gancar menambahkan produk tempe Bang Jarwo masuk produk global, salah satunya dikenal di Bulgaria. Sedangkan Mustofa Sam, penulis buku Jarwo Susanto Si Arek Dolly, mengatakan bahwa dia ingin memberikan contoh sosok inspirator melalui buku. Dia mengambil judul buku bisnis Jarwo sebab story asalnya Jarwo, "Tidak karena iklannya 100 persen kedelai, itu sudah banyak. Tapi story asalnya Bang Jarwo yang tidak ada dan menarik," ucapnya. Sementara buku yang didedikasikan kepada Bang Jarwo ditulis Mustofa hanya dalam waktu 5 hari. Mustofa terinspirasi cerita Jarwo, sebab tempenya di Bulgaria dihargai 1 setengah euro sama dengan Rp 30ribu dengan ukuran seperti biasanya. Peserta dalam acara ini adalah para UMKM binaan dan stakeholder Unair, seperti mahasiswa yang tergabung dalam Tim Kewirausahaan. Selain mengikuti paparan narasumber, para peserta juga dapat mencicipi tempe penyet Bang Jarwo. "Potensi pemasaran bang Jarwo yang bagus,” ucap Abdul Barri, Kasi Perekonomian Kecamatan Sawahan. Jarwo Susanto, owner Tempe Bang Jarwo mengatakan, melalui kegiatan ini dia berharap mahasiswa dan masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan media serta manajemen modern dan manajemen spiritual berbasis Ketuhanan dan rida orang tua. "Setiap orang mempunyai masa depan yang lebih baik. Jika ingin masa depan lebih baik harus ada keinginan untuk berubah dan komitmen dilakukan, perubahan itu akan terjadi," ujar Jarwo. Alasan MM Unair ikut mendukung acara tersebut salah satunya karena ada manajement spiritual yang harus disampaikan ke mahasiswa dan masyarakat umum. Selain manajemen yang dipelajari dari buku tekstual, ada juga manajemen spiritual yang mungkin tidak banyak dimasukan di teks buku manajemen diantaranya rida orang tua.(imz/udi)

Sumber: