Kelompok 3 COP 2021 UK Petra, Fokus Kembangkan Hunian dengan Lingkungan yang Kondusif dan Aman
Surabaya, memorandum.co.id - Pengabdian masyarakat yang digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Petra (UK Petra) mampu menembus keterbatasan saat Covid-19. “Beranggotakan 20 orang mahasiswa dari berbagai program studi yang ada di UK Petra. Mahasiswa menggelar aksi nyata program fisik dan non fisik di RW 05 Kelurahan Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, dan akan saya dampingi”, urai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr Andrian Dektisa Hagijanto. Sasaran utama kelompok ini bagi penduduk RW 05 yang kurang lebih berjumlah 300 orang, dengan kelompok lainnya kelompok 3 ini bergerak menganalisa permasalahan yang terjadi. Permasalahan utama yang ada di Kelurahan Sidosermo meliputi masih banyaknya lahan kosong yang bisa dimanfaatkan secara maksimal. Banyak warga yang belum mengerti teknologi, kurang terawatnya fasilitas publik hingga akses masuk yang sempit dan minimnya tempat parkir. Menjawab kebutuhan para warga di Kelurahan Sidosermo dan menyesuaikan anggaran yang ada. Banyak hal yang dilakukan oleh kelompok 3 ini diantaranya membangun greenhouse, pembangunan taman baca, pembuatan mainan tradisional anak pada paving, pembuatan dan pengecatan meja-kursi berbahan dasar ban bekas hingga pembuatan katalog UMKM. Pada Minggu (21/3)kegiatan ini di mulai bersama-sama dengan warga mulai dewasa hingga anak-anak. Diawali dengan membuat tiga meja dan enam kursi yang berbahan dasar ban. “Kami ingin lebih memanfaatkan ban bekas yang sayang jika tak digunakan. Ini untuk menambah tempat duduk di pos taman baca sebab tempat duduk yang lama terlalu sempit,” ucap Stanley Filberto Ciasie Suteja selaku ketua kelompok 3 COP 2021 UK Petra. Kemudian dilanjutkan pada pukul 12.00-13.00 WIB akan digelar penyuluhan kepada anak-anak mengenai praktek pelaksanaan protokol kesehatan di era Covid-19. Agar atraktif dalam penyuluhan ini diselingi dengan berbagai macam games. Pukul 13.30 dilanjutkan dengan aksi pengecatan meja-kursi berbahan dasar ban yang telah dibuat pada pagi harinya oleh anak-anak sekitar. Anak-anak sengaja diajak aktif berinteraksi agar anak-anak juga melatih motoriknya meski ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Setelah acara pengecatan selesai dilanjutkan dengan peresmian taman baca yang sebelumnya telah dibenahi. Sebelumnya taman bacaan ini hanya pos biasa yang terbuat dari bilah-bilah kayu saja. Dengan membuat taman baca yang bagus, modern dan nyaman akan menarik warga terutama anak-anak untuk beraktivitas dan belajar di tempat tersebut. “Kami membenahi beberapa hal diantaranya memberi rak buku, pengecatan ulang, pemasangan tirai bambu, pembuatan meja lipat siku di sisi kanan dan kiri hingga pemasangan triplek untuk lantai duduk,” tutup Stanley. (mg4)
Sumber: