Mahasiswa Untag Ciptakan Animal Detector

Mahasiswa Untag Ciptakan Animal Detector

Surabaya, memorandum.co.id - Jelang diwisuda, Syahvril Aditya dari prodi Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menelurkan inovasi dalam bidang teknologi lewat penelitiannya. Sulung dari empat bersaudara ini membuat aplikasi pengenalan macam-macam hewan yang dia beri nama Animal Detector. Pada dasarnya, aplikasi tersebut berjalan menggunakan teknologi terbaru yakni Artificial Intelligence (AI) berbasis android. "Saya berinisiatif membuat aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah edukasi pengenalan hewan di Indonesia yang diperuntukkan bagi siswa Sekolah Dasar (SD), rentang usia 8 sampai 12 tahun," ungkapnya di depan awak media, Minggu (21/3/2021). Menurutnya, di era saat ini teknologi sudah berkembang pesat. Tak sedikit siswa SD yang kemudian sudah dibekali gadget oleh orang tuanya. Sementara, media belajar di sekolah masih konvensional dan mengandalkan buku. Berangkat dari itu, Syahvril mencoba mengembangkan aplikasi pengenalan macam-macam hewan agar membuat anak-anak tertarik belajar mengenai hewan-hewan dan tidak cepat bosan. "Melalui aplikasi tersebut, pengguna cukup men-download dan install aplikasi pada smartphone-nya. Untuk mendeteksi suatu hewan, pengguna hanya perlu mengarahkan kamera atau scan objek hewan tersebut," paparnya. Setelah itu, teknologi AI dari aplikasi akan langsung memberikan informasi berbentuk suara mengenai nama dan jenis hewan yang terdeteksi. "Untuk keterangan masing-masing hewan, saya buat sendiri narasinya. Namun untuk voice-nya, saya menggunakan support dari google voice, kemudian di-download dan di-program," jelasnya. Lebih lanjut, Syahvril menjelaskan penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) dapat mempermudah dalam pengenalan berbagai macam jenis hewan dengan cara menggunakan algoritma Convolutional Neural Network. Pengenalan hewan menggunakan teknologi Artificial Intelligence dan android ini dapat mengenalkan hewan secara realtime, terangnya. Hingga saat ini, Syahvril telah melakukan training dataset dengan 15 gambar hewan. "Di antaranya yang sudah terinput singa, beruang, jerapah, burung merak, burung hantu, koala, kuda, komodo, kelinci, gajah, harimau, orang utan, kudanil, kanguru dan badak. Masing-masing data membutuhkan hampir 1000 foto untuk bisa terdeteksi secara realtime," bebernya. Ke depan, Syahvril berencana untuk terus menambah database hewan. Namun dalam pengembangan itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Bahkan dia sudah menghabiskan lebih dari Rp 2 juta untuk menyelesaikan penelitiannya itu. "Harapannya bisa dipakai untuk pembelajaran oleh anak-anak SD, pengennya memang bisa bekerjasama dengan sekolah-sekolah sehingga dapat bermanfaat," pungkasnya. (mg3)

Sumber: