Terpincut Kupu-Kupu Malam, Istri Ditinggal Minggat (2-habis)

Terpincut Kupu-Kupu Malam, Istri Ditinggal Minggat (2-habis)

Astrid Melihat Wanita Cantik Membuka Pintu Pagar

Setelah usaha pencariannya tak kunjung membuahkan hasil, Astrid akhirnya memutuskan kembali ke rumah orang tuanya. Pikirannya kacau. Ada rasa cemas, curiga, dan marah kepada Johan. "Perasaanku campur aduk. Aku benar-benar kebingungan. Semua cara untuk mencarinya terasa sia-sia. Saya takut dia kenapa-kenapa," katanya, sedih. Selama hampir enam bulan Astrid mencari Johan. Ia gunakan uang tabungan yang diberikan Johan selama ini untuk mencari suaminya itu. Setiap mendapat informasi dari beberapa teman Johan, selalu dia datangi. "Aku sampai sewa mobil. Yang nyetir sepupuku. Aku diantarnya ke mana saja sesuai infirmasi dari teman Johan," ucapnya. Sempat teman Astrid menyarankan agar lapor ke polisi terkait laporan orang hilang. Tapi, ia takut. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukan pencarian sendiri. "Temanku kasih saran agar aku ke polisi, buat orang hilang. Tapi kupikir tidaklah. Biarlah kucari sendiri, sampai kapan pun akan kucari sendiri," katanya. Di tengah keputusasaannya dan uang tabungan yang semakin menipis, Astrid sempat berpikir untuk berhenti melakukan pencarian. Ia merasa sudah tak mampu mengahadapi cobaan hidup yang menerpa. "Aku sempat berpikir berhenti. Aku sudah capek. Capek pikiran, capek tenaga. Rasanya nggak sanggup lagi," ungkapnya. Hingga akhirnya, pada suatu hari telepon Astrid berdering. Setelah diangkat, ternyata yang menelepon teman sekantor Johan. "Menurut teman suamiku itu, Johan berada di Malang. Dia bahkan memberikan alamat lengkap Johan. Kata dia, Johan telah menikah lagi dengan salah satu pemandu karaoke di Surabaya. Betapa kagetnya aku saat itu," kesalnya. Teman Johan mengatakan bahwa selama ini Johan telah selingkuh. Ia merasa kasihan dengan Astrid. Karena itu ia memberitahukan kelakuan Johan kepadanya. Walaupun sempat shock, Astrid berusaha tenang. "Meski belum tahu kebenarannya, aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas informasi dari teman Johan itu," ujarnya. Keesokan harinya, dengan sisa-sisa tenaga dan uang tabungan, Astrid berangkat ke Malang pada pagi buta. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam, ia akhirnya sampai di alamat yang diberikan teman Johan. "Aku tak langsung turun. Tapi mengintai dari dalam mobil yang aku sewa. Aku melihat rumah yang sesuai alamat yang diberikan teman Johan itu, ternyata juga tidak terlalu besar," paparnya. Setelah hampir dua jam menunggu, kira-kira pukul 08.00 Astrid melihat pintu pagar dibuka seorang wanita. Cantik juga dan tubuhnya seperti terawat. Tak lama kemudian, muncullah Johan. Astrid tersentak, ternyata benar apa yang dikatakan teman Johan. "Saat aku sudah tak tahan menahan emosi dan hendak beranjak keluar mobil, keponakanku melarangnya. Ia menyarankan untuk mengikuti ke mana Johan pergi. Begitu Johan pergi bersama mobilnya. Kami langsung membuntutinya dari belakang," beber Astrid. Rupanya Johan tidak sadar kalau dia sedang dibuntuti. Setelah setengah jam, akhirnya Johan sampai di sebuah showroom mobil yang berada di tengah kota. "Kami berhenti.  Aku didampingi keponakanku menghampirinya saat ia baru keluar dari mobilnya. Ia terlihat kaget waktu itu," jelasnya. Setelah bertemu, Astrid menyampaikan ingin berbicara dengan Johan. Ingin rasanya Astrid meluapkan amarahnya saat itu. Tetapi ia tidak mau mempermalukan Johan dan tidak mau orang yang berada di situ menganggap ia sebagai wanita tak berpendidikan. "Kami akhirnya bertemu di restoran yang saat itu masih sepi. Di situ saya meminta penjelasan darinya. Dan Johan mengakui meninggalkan aku gara-gara wanita malam yang kini telah menjadi istrinya. Langsung secara refleks aku tampar dia, dan bilang, 'Kita cerai', setelah itu aku pergi sambil menangis." Dalam perjalanan pulang, Astrid tak henti-hentinya menangis. Air mata yang selama ini dibendungnya kini tertumpah semuanya. Pikirannya tak karu-karuan. Ia tak mengira Johan tega berkhianat dan meninggalkannya hanya demi perempuan malam. "Sesampai di Surabaya, mataku terlihat sembab. Namun, aku berusaha menutupinya dari kedua orang tuaku. Aku langsung masuk kamar dan tidur," ujarnya. Keesokan harinya baru Astrid menyampaikan semua yang terjadi dalam rumah tangganya. Ia juga berencana menggugat cerai Johan. Ibu Astrid hanya bisa menangis mendengarnya. "Setelah menyampaikan semua kepada orang tua, aku persiapkan semua berkas dan dokumen untuk mengurus perceraian," tuturnya. Proses cerai itu kini sedang digelar di Pengadilan Agama Surabaya dengan agenda pemeriksaan saksi. (mg5/jos, habis)   Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: