Peduli Kesehatan Mental, ITS Hadirkan Pakar Psikologi

Peduli Kesehatan Mental, ITS Hadirkan Pakar Psikologi

Surabaya, Memorandum.co.id - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik masyarakat, tapi juga kesehatan mental. Berbagai dampak psikologis dari ketidakpastian di masa pandemi ini dinilai mempengaruhi aktivitas dan kinerja masyarakat itu sendiri. Melihat hal ini, Himpunan Mahasiswa Teknik Transportasi Laut Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan seminar bertajuk Surviving the Pandemic: How to Keep Productivity and Wellness during Pandemic. Atika Dian Ariana SPsi MSc selaku narasumber menjelaskan, kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi untuk terdampak pandemi Covid-19 adalah remaja dan dewasa awal. Secara fisik dan psikologis, mereka memiliki kebutuhan bersosialisasi serta tuntutan beraktivitas yang tinggi seperti berkuliah dan bekerja. Namun pada masa pandemi ini diberlakukan pembatasan interaksi sosial, sehingga keadaan ini dapat menyebabkan kelompok masyarakat tersebut frustasi. Atika menyebutkan, salah satu perubahan besar yang sulit diadaptasi oleh seseorang adalah bekerja atau sekolah dari rumah. Hal ini berdampak pada berbagai hal, terutama penurunan produktivitas. “Sebagian mahasiswa mengeluhkan fasilitas pembelajaran jarak jauh yang terbatas, penurunan motivasi belajar, kesulitan berkonsentrasi, penurunan prestasi, hingga keterlambatan lulus,” papar dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Minggu (14/3). Oleh karena itu, ia membagikan beberapa hal yang dapat diterapkan untuk menjaga produktivitas selama masa pembelajaran jarak jauh. “Diantaranya ialah membuat jadwal harian, menjaga komunikasi dengan teman atau keluarga, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, dan bersikap proaktif,” ungkapnya. Berbicara mengenai proaktif, perempuan berkerudung itu mengatakan hal tersebut dapat diwujudkan dengan bertanya dan terlibat dalam diskusi kelas. Kedua kegiatan tersebut dapat mengondisikan mental bahwa kita sedang dalam suatu aktivitas belajar. Motivasi dan mood akan semakin naik seiring dengan keaktifannya dalam kelas. Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya mengambil istirahat di antara kelas karena layar gawai memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan mata. “Waktu jeda ini lebih baik digunakan untuk makan, minum, jalan-jalan, atau berbaring sejenak,” tutur perempuan berkacamata itu. Secara tidak langsung, sikap ini juga akan berdampak pada kestabilan kesehatan mental. Lebih lanjut, Atika membagikan tips menjaga kesehatan mental seperti melakukan aktivitas fisik, makan makanan sehat, tidur delapan jam dalam sehari, curhat kepada orang-orang terpercaya, menghabiskan waktu bersama keluarga, serta mengunjungi profesional apabila dibutuhkan. Bantuan profesional dapat dijangkau dengan mudah di poli psikologi puskesmas atau rumah sakit. “Selain secara luring, bantuan profesional juga disediakan secara daring melalui layanan Sejiwa (119 ekstensi 8) dan laman situs www.himpsi.or.id,” ungkapnya. (mg4)

Sumber: