Karma Merebut Suami Sahabat Karib semasa SMA (1)
Ditelepon, dari Tanya Kabar hingga Omongan Ngeseks
Susi (nama samaran) tak menyangka karma itu benar-benar ada. Kenekatannya mengambil keputusan mau menikah dengan Galih (nama samaran juga), suami temannya, kini berakhir perceraian juga. Kisah ini bermula saat Susi bertemu Wanda (nama samaran), teman SMA-nya, di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Surabaya. Saat itu Wanda bersama suaminya, Galih. Menurut Wanda, ia baru saja melepas masa lajangnya alias pengantin baru. "Mereka baru menikah tiga bulan," kata Susi mengawali cerita. Karena lama tidak bertemu, Wanda mengajak Susi ke salah satu restoran di sana. Setelah memesan beberapa makanan, Wanda dan Susi mulai mengobrol membahas nostalgia sewaktu SMA. "Kebetulan dia teman sebangku. Saya ceritakan juga bahwa saya sudah berstatus janda. Sudah setahun ini. Waktu saya mengatakan saya janda, mata Galih melirik saya. Saya juga lihat senyum di bibirnya," ungkapnya. Setelah makan hidangan yang mereka pesan, pertemuan itu kemudian diakhiri dengan bertukar nomer handphone (HP). Waktu itu Susi menyebutkan nomor HP-nya saat diminta Wanda. "Setengah pertemuan itu, aku sering berhubungan dengan Wanda. Sekadar janjian bertemu, makan siang sama-sama, dan jalan bareng," terang dia. Suatu ketika, sekitar sebulan setelah pertemuan itu, Susi mendapati sebuah panggilan masuk dari nomor HP yang tak dikenal. Ia sempat merasa ragu untuk menerima atau menolaknya. Namun, akhirnya Susi memutuskan untuk menerima panggilan tersebut. "Waktu saya angkat, saya langsung kaget. Ternyata itu nomor HP Galih, suami Wanda. Saya kira ia mau menanyakan Wanda, tetapi bukan. Ia malah menanyakan saya sedang apa, bagaimana kabar saya. Kan aneh," bebernya. Sejak saat itu, Galih sering menghubungi Susi. Entah pagi, siang, atau malam. Susi sebenarnya merasa tak enak hati dengan Wanda. Di sisi lain, ia juga takut menyinggung perasaan suami sahabatnya itu. "Saya sempat merasaksn dilema. Bahkan saya pernah menyuruh Galih berhenti menghubungi saya. Tapi, ia menolaknya. Dan mengancam akan melaporkan ke Wanda kalau saya yang pertama menghubungi dia. Akhirnya saya pasrah," keluhnya. Hari demi hari, Galih semakin menjadi-jadi. Percakapan yang awalnya hanya bertanya kabar, kini mulai ada rayuan dan kata-kata yang menjurus ke hal-hal berbau seks. "Agak jengah juga saya lama-lama. Setiap telepon, selalu menggoda saya. Ngomongnya selalu menjurus, tapi saya tahan dengan tak melayani ucapannya," terangnya. Galih seakan tak pernah putus asa untuk menggoda Susi. Rayuan dan perhatian selalu ia lontarkan kepada Susi. Sampai pada akhirnya, lelah juga ia menanggapi rayuan gombal Galih. (mg5/jos, bersambung) Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasihSumber: