Kapolres Mojokerto Blusukan Tinjau KTS dan PPKM Mikro
Mojokerto, memorandum.co.id - Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander, bersama pejabat utama Polres Mojokerto meninjau Kampung Tangguh Semeru(KTS) dan PPKM mikro di Desa Purwojati, Kecamatan Ngoro, Rabu (03/03). Saat melakukan kunjungan, kapolres juga menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak pandemi Covid 19 dan membagikan masker ke warga dengan cara door to door. "Kami sengaja menemui warga untuk menyampaikan imbauan agar selalu menjaga protokol kesehatan guna mencegah virus Covid-19," terang Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander. Kapolres yang tiba di lokasi sekitar pukul 14.20, disambut langsung oleh Forkopimcam Ngoro dengan di dampingi oleh Kades Purwojati dan Ketua Kampung Tangguh Semeru Purwojati. Kapolres juga melakukan pengecekan kesiapan KTS Desa Purwojati dalam menerapkan PPKM mikro. Menurut kapolres, disiplin protokol kesehatan ditingkat desa ini sangat efektif dalam memutus mata rantai penyebaran virus Covid- 19. "Semoga dengan adanya kegiatan ini bisa bermanfaat dan bisa menurunkan angka penyebaran Covid-19 dari zonasi kuning menjadi zonasi hijau,"ucapnya. Lebih lanjut dikatakannya, walaupun Kabupaten Mojokerto sudah masuk zonasi hijau, maka tugas pemerintah bersama masyarakat untuk mempertahankannya. Bahkan sudah selayaknya kiya meningkatkan disiplin protokol kesehatan serta meningkatkan edukasi dan sosialisasi dengan mengedepankan program 3 T (testing, tracing dan treatment). Ia juga mengimbau untuk meningkatkan hubungan koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah daerah Kecamatan sampai ke tingkat Desa. Ini bisa bermanfaat dan juga tepat sasaran dalam rangka PPKM skala mikro di mana Desa Purwojati hari ini masuk ke zonasi kuning. " Saya berharap minggu depan dengan pressing kita dengan mengedukasi dan pembagian masker kepada warga sekitar semoga bisa merubah zonasi menjadi hijau,"harapnya. Kapolres menegaskan, apabila ada warga masyarakat merasa ada gejala covid-19, maka tim yang sudah ditunjuk oleh PPKM sebagai tim pencegahan harus segera mengevakuasi masyarakat bersangkutan ke ruangan isolasi untuk diobservasi agar tidak muncul klaster terbaru.(war/udi)
Sumber: