Lahir di Tengah Keluarga Santri

Lahir di Tengah Keluarga Santri

Surabaya, memorandum.co.id - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang akan dilantik, Jumat (26/2) ternyata lahir di tengah keluarga santri. Ibunda Eri, Mas Ayu Esa Aisyah, adalah keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Sidoresmo atau yang biasa disebut “Ndresmo". Pesantren Sidosermo didirikan oleh Mas Sayyid Ali Akbar, yang tak lain adalah santri Sunan Ampel dan keturunan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). "Jadi sebenarnya Mas Eri Cahyadi ini ya keluarga santri, sejak kecil hidup di lingkungan yang dipenuhi tradisi santri,” ujar Achmad Fanany Nadjib, kakak ipar Eri saat disambangi Memorandum.co.id Selain itu, Eri juga dikenal sangat dekat dengan kalangan religius di Surabaya, karena merupakan keponakan Almarhum KH Mas Ubaidillah bin Muhammad bin Yusuf At-tijani atau Gus Ubaid, Nadzir (pengelola wakaf) Masjid Sunan Ampel, masjid yang didirikan Sunan Ampel pada 1421. Eri kecil, menurut Fanany, merupakan anak yang supel dalam bergaul dan humoris. Jiwa kepemimpinan Eri juga sudah terlihat sejak kecil, serius dan fokus dengan tujuan. "Omongannya apa adanya, ceplas-ceplos, Surabayanya sangat kental. Kalau sudah berkumpul dengan teman-temannya sangat serius, tetapi tidak gedabrus. Eri juga sangat tekun belajar," ungkap Fanany yang telah mengawal pertumbuhan Eri sejak duduk di kelas X SMAN 21 Surabaya ini. Semasa hidup, lanjut Fanany, Eri juga sangat mencintai anak yatim piatu. Mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya ini sangat menjunjung tinggi anak yatim piatu. “Saya sangat salut dengan perhatiannya pada anak yatim piatu. Sekarang jarang sekali ada orang yang sangat peduli dengan anak yatim piatu. Mungkin karena itu, Mas Eri diangkat derajatnya oleh Allah SWT karena sangat perhatian dengan anak yatim,” terangnya. Fanany berharap, Eri tetap istikamah dengan apa yang telah dilakukan, memiliki empati tinggi, berjiwa sosial, ramah, dan santun. "Harapannya juga bisa amanah dengan tugas yang akan diembannya ke depan, mengabdi untuk umat dan melepas kepentingan duniawi. Karena semakin tinggi seseorang, semakin kencang juga cobaan yang dihadapi nantinya," pungkas Fanany. (mg-1/fer)

Sumber: