Kapolda Geber Gerakan Santri Bermasker untuk Jatim Bebas Covid-19

Kapolda Geber Gerakan Santri Bermasker untuk Jatim Bebas Covid-19

Surabaya, Memorandum.co.id - Kapolda Jatim, Irjenpol Nico Afinta melaunching Gerakan Santri Bermasker di Gedung Rupatama, Kamis (25/2) pagi. Gerakan itu guna memutus mata rantai covid-19 di Jawa Timur. Selain pihak kepolisian, acara itu juga didukung para Kiai dan ulama, serta Forkopimda Jatim. Pencanangan Gerakan Santri Bermasker ini secara langsung di hadiri oleh Pejabat Utama Polda Jatim, KH Agoes Ali Mashuri, perwakilan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWMU) Jatim, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, serta Kementerian Agama (Kemenag) Jatim. Nico Afinta mengatakan, pencanangan Gerakan Santri Bermasker ini merupakan bagian penting dalam penanganan dan pencegahan wabah covid-19 di Jatim. Pihaknya yakin, dengan jumlah pesatren dan santri di Jawa Timur yang jumlahnya ribuan itu bisa memutus mata rantai covid-19. "Kami mempunyai pemikiran bahwa santri akan menjadi basis yang kuat dan penting dalam menghadapi covid-19," kata Nico. Dalam kesempatan itu, alumnus AKPOL 1992 itu juga membagikan masker. Total ada 1.287.000 diserahkan secara simbolis dan diterima oleh perwakilan santri yang mengikuti acara ini. Pohaknya juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Jatim. "Saya mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk bermunajat dan berdoa bersama-sama memohon pertolongan kepada tuhan yang maha kuasa. Semoga kita semua dapat terbebas dari covid-19 demi terwujudnya Jawa Timur bangkit dan Indonesia maju," pungkas dia. Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ingin memanggil kembali memori warga bangsa, terutama Jawa Timur. Yang lebih spesifik adalah penguatan bermasker tetap bisa menjadi bagian dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan. "Hari ini yang dilakukan adalah kembali pada gerakan bermasker untuk para santri, karena memang di Jawa Timur ini pesantren-pesantren dengan jumlah santri ribuan itu cukup besar dan cukup banyak. Dan kegiatan di pesantren banyak hal yang terus terkawal protokol kesehatannya," tegas dia.(fdn)

Sumber: