Menilik Photostory Karya Pers Mahasiswa UK Petra

Menilik Photostory Karya Pers Mahasiswa UK Petra

Surabaya, Memorandum.co.id - Mengambil tema “waktu”, sebanyak 65 foto virtual karya Pers Mahasiswa (Persma) UK Petra memeriahkan pameran foto anak bangsa di Surabaya secara daring. Sejak tanggal 22 Februari 2021 sampai sekarang masih bisa diakses. Photostory Vol.7 ini dapat diakses menggunakan PC Komputer dan laptop melalui petra.id/PhotostoryVol7 (Artsteps.com). “Photostory merupakan suatu pameran foto tahunan yang digelar oleh Persma UK Petra. Meski masih dalam masa pandemi, hal ini tak menyurutkan langkah kami untuk tetap berkarya di daerah asal kami masing-masing. Tentu saja dalam proses hunting ini kami tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Theofilus Natanael Wijaya selaku penanggung jawab acara. Pameran ini ingin mengajak para penikmat foto untuk berkaca melalui kenangan, menarik mundur waktu. Merefleksikan diri melalui kenangan peristiwa yang teah terjadi. Karya ini terbagi menjadi 13 foto utama beserta caption dan 52 foto pendukung serta empat artikel yang sesuai dengan subtema masing-masing. Photostory Vol. 7: “Waktu” memiliki empat subtema besar yaitu Waktu & Kenangan, Waktu & Warisan, Waktu & Harapan, serta Waktu & Kesinambungan. Kesemua karya ini merupakan hasil karya mahasiswa angkatan 2018-2020 dari beberapa program/program studi yang ada di UK Petra. Desi Yoanita, S.Sos., M.Med.Kom., Pembina Persma 2020-2021 sangat mengapresiasi karya teman-teman Persma UK Petra ini. “Awal periode kami sempat bingung, bagaimana menggelar pameran foto di masa pandemi. Dalam kondisi terbatas, mereka malah bisa berpikir out of the box. Biasanya karya hanya seputar Surabaya dan sekitarnya. Justru saat mahasiswa kembali ke kota masing-masing, mereka mampu menghasilkan foto yang sangat “kaya” yaitu dari beberapa kota di Indonesia dan bahkan karya ini bisa dinikmati oleh khalayak yang lebih luas,” ujar Desi. Pameran ini sangat unik, meski virtual kita seperti diajak untuk menjelajah beberapa objek secara nyata melalui tangkapan kamera yang sangat detail. Cukup arahkan kursor pada foto yang ingin anda lihat, maka kita akan disuguhkan pemandangan yang apik. Objek ini mulai dari gedung, manusia, benda antik dan masih banyak lagi lainnya. Misalnya saja seperti dalam tema Waktu & Kenangan karya Deo Sebastian Tantama. Ia membidik tentang “gedung setan” yang berlokasi di Banyu Urip Wetan, Surabaya. Ia ingin menunjukkan cerminan nyata peradaban masyarakat di tengah perkembangan zaman, sebab gedung yang telah dibangun sejak tahun 1809 itu menyimpan setumpuk kenangan keluarga etnis Tionghoa di Surabaya. Lain halnya dalam tema Waktu & Warisan, karya Ferry Shendy mengisahkan seseorang yang menekuni hobi fotografi analog di Balikpapan. Dalam pameran tertangkap dengan jelas detail kamera analog yang masih bertahan di tengah gempuran kamera digital dan upaya mempertahankannya agar dapat diwariskan ke generasi yang akan datang. (Mg4)

Sumber: