Duka Istri Seorang ASN Bersuamikan Anak Mama

Duka Istri Seorang ASN Bersuamikan Anak Mama

Biduk rumah tangga yang dibina Yanti (nama samaran) selama puluhan tahun akhirnya kandas. Menikah pada pertengahan Juli 1991, Yanti akhirnya memutuskan menggugat cerai sang suami, Budi (nama samaran juga), di pengadilan agama (PA) Setelah pernikahan, Yanti dan Budi tinggal di rumah orang tua Yanti. Dan selama perkawinan, mereka dikaruniai dua anak perempuan, Gadis dan Dara. Awalnya rumah tangga mereka berjalan seperti keluarga lain pada umumnya. Akan tetapi, kebutuhan hidup yang terus meningkat membuat Yanti tak sanggup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sendirian. Sebab, Budi hanya bekerja serabutan. Selama mengarungi bahtera rumah tangga bersama Budi, kebutuhan ekonomi keluarga lebih banyak dicukupi Yanti. Budi hanya sesekali memberikan nafkah yang bisa dibilang sangat kurang. Mulai saat itu pertengkaran demi pertengkaran mulai mewarnai perjalanan hidup keduanya. Masalahnya ya satu itu, ekonomi. Yanti menganggap Budi seperti meremehkan kebutuhan keluarga, padahal dia sebagai kepala rumah tangga. "Saya minta tolong agar suami saya mencari pekerjaan yang mempunyai penghasilan tetap. Walaupun sedikit tidak apa-apa. Yang penting ada setiap bulannya. Karena selama menikah, untuk nafkah keluarga, kadang dua bulan sekali, tiga bulan sekali. Kalau begitu terus saya yang berat. Ada anak dua," keluh Yanti. Setiap ditegur, Budi selalu emosi. Jika sudah begitu, tak jarang Budi terus menghilang, pergi ke rumah orang tuanya. Budi akan datang kembali kadang mencapai satu bulan. "Setiap bertengkar, terus pergi ke rumah orang tuanya. Balik ke rumah itu bisa seminggu kadang pernah sampai sebulan," katanya. Pertengkaran yang sering terjadi antara keduanya sempat membuat keluarga Yanti dan Budi kebingungan. Didamaikan dengan cara apa pun, pertengkaran keduanya masih saja terjadi. "Saya sempat didamaikan beberapa kali oleh keluarga. Tapi tetap saja, suami saya ga berubah. Bahkan malah seperti tambah seenaknya," ujarnya. Puncaknya pada 2018, di mana terjadi pertengkaran hebat antara Yanti dan Budi. Usai pertengkaran Yanti pisah rumah sejak Juni 2020 sampai dengan saat ini. "Kami pisah ranjang dan sudah tidak terjalin hubungan layaknya suami-istri sampai sekarang," ungkapnya. Yanti beranggapan bahwa sang suami sudah sulit dibina untuk membentuk suatu rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah sebagaimana maksud dan tujuan dari suatu perkawinan." Kalau begini, lebih baik diputus karena perceraian," tegasnya. Namun, gugatan cerai yang diajukan Yanti sedikit terganjal lantaran ia seorang aparatur sipil negara (ASN). Sebab, salah satu syarat bisa mengajukan cerai, Yanti harus mendapat izin dari tempat ia bekerja. "Saya sudah mengajukan izin ke kantor saya. Namun hingga satu tahun lamanya izin cerai itu tak kunjung ada realisasinya," bebernya. Sehingga, sampai saat ini, Yanti mengalami kesulitan mengajukan cerai. Ia berharap, pimpinan tempatnya bekerja segera dapat mengeluarkan izin tersebut." Saya mohon, segera dikeluarkan saja surat izin cerai saya," pungkasnya. (mg5/jos)   Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: