Banjir Jombang, BBWS Tutup Tanggul Jebol Selebar 15 Meter

Banjir Jombang, BBWS Tutup Tanggul Jebol Selebar 15 Meter

Jombang, memorandum.co.id - Kondisi banjir di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada hari ketiga belum juga surut. Banjir akibat jebolnya tanggul Avur Besuk ini, tidak hanya merendam ruas jalan raya nasional. Banjir juga merendam permukiman warga hingga sampai lima desa. Sehingga, warga mulai balita hingga lansia banyak yang mengungsi di beberapa titik yang telah disediakan. Selain itu, ternak milik warga seperti sapi, kambing juga ikut diungsikan. Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Muhammad Rizal mengatakan, sistem Kali Konto untuk pengendalian sedimen dari Gunung Kelud, dengan curah hujan yang tinggi sekitar 100 milimeter perhari dari kapasitas kali konto, juga avur besuk. "Jadi, di daerah Rolak Konto itu aliran dari Gunung Kelud itu bercabang. Satu di Avur Besuk, satunya di Kali Konto sendiri. Kemarin di hilir Rolak 70 itu ada Dam Gude, nah kemarin itu tersumbat sampah, ini yang kita perkirakan menyebabkan aliran air melintas di atas tanggul," katanya, Sabtu (06/2/2021). Rizal menjelaskan, tanggul ini memang sudah lama, pengendalian sedimen sejak jaman Belanda. Untuk sekarang ini pihaknya melakukan penutupan tanggul. Jadi ada tanggul selebar 15 meter yang jebol itu nanti akan menggunakan sandbag, geobag, terus akan diperkuat dengan mini pail sepanjang 6 meter. "Kedalamnya ada 20 mini pail, kita tangani dulu yang daruratnya. Kedepan nanti kita dibantu ibu gubernur untuk mengusulkan ke pak menteri lagi, supaya kita bisa masuk kedalam rehab sistem pengendalian sedimen Kali Konto yang dari Gunung Kelud," jelasnya. Rizal mengungkapkan, pekerjaan terakhir yang dilakukan itu pada tahun 80-an rehabnya. Kemudian beberapa kali juga setelah itu erupsi pada tahun 2014. Nah ini perlu dilihat lagi penambangan. Karena jangan sampai melebihi dari apa yang diperbolehkan. "Nah kalau terlalu dalam, ini juga akan membahayakan tanggul-tanggul dan bangunan. Dan ini kita akan berusaha sesegera mungkin kita tutup dulu ini. Ya mungkin dalam waktu beberapa hari ini lah," tukasnya. Kemudian, Direktur Utama Perum Jasa Tirta, Raymond Valiant Ruritan menerangkan, sejak Gunung Kelud meletus tahun 2014, itu memang dasar Sungai Konto banyak mengalami sedimentasi. Dan ini saat yang tepat karena akan ada perbaikan di Rolak 70 yang letaknya dekat Kecamatan Gudo dan juga Dam Gude. "Sehingga, kedua insfrastruktur tadi bisa menyimpan air pada waktu debit Sungai Konto membesar. Air yang kita lihat ini sebenarnya asalnya dari tempat yang lebih tinggi dan terbawa akhirnya masuk ke area lebih rendah karena dua titik tadi meluap," terangnya. Pada kenyataannya, jelas Raymond, air dari Sungai Konto sebagian besar sudah ditahan di bendungan Selorejo. Sehingga yang dilepaskan ini sangat sedikit, tetapi disebelah hilir bendungan Selorejo masih ada beberapa sungai lain yang masuk. "Dan saya kira, kontribusi terbesar dari debit itu tidak hanya Kali Konto, tapi juga dari anak-anak sungainya. Solusinya, pertama yakni adaptasi dengan situasi yang ada. Jadi ini resiko dari kondisi tutupan lahan air yang menurun," jelasnya. Kedua, lanjutnya, dikembalikan lagi pengelolaan sungai bersama masyarakat. Ada jaga tanggulnya, ada inisiatif masyarakat untuk memelihara. "Saat ini identifikasi sedang dilakukan, dan hari ini kita melihat ada momentum yang tepat untuk mulai membenahi secara sistematis. Jadi saya kira saat yang tepat untuk bekerjasama," pungkasnya. (yus)

Sumber: