Lulus Baca Alquran Akan Diwisuda

Lulus Baca Alquran Akan Diwisuda

SURABAYA - Masjid Hidayatulloh Kandangan merupakan masjid megah yang berdiri di Jalan Kandangan, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo. Sebelum memiliki bangunan besar dan indah, masjid Kandangan awalnya hanyalah sebuah masjid biasa. ”Dulunya masjid ini kecil. Lalu ada empat orang kaya (donator) di daerah sini yang bersedia merenovasi masjid hingga menelan biaya Rp 1 miliar," kata Sugiono yang juga pengisi dakwah di Masjid Hidayatulloh. Sugiono menjelaskan, Masjid Hidayatulloh didirikan sekitar tahun 1983.  Saat itu daerah tersebut terbilang sangat rawan tindak pelaku kejahatan, sehingga menyebabkan masjid sangat sepi jemaah. "Dulu daerah sini bisa dibilang rawan sekali hingga masyarakat jarang ada yang datang ke sini apalagi ke masjid," lanjut dia. Masjid Hidayatulloh juga memiliki tempat pendidikan Alquran (TPA) yang jumlah muridnya sekitar 250 orang. Biaya untuk belajar di TPA tersebut terbilang cukup murah. Rata-rata tiap murid hanya perlu membayar Rp 25 ribu. Bahkan, bila ada murid yang tidak mampu membayar, pihak pengelola TPA menggratiskannya. ”Sistem pendidikan di sini hampir sama seperti sekolah walaupun hanya mengaji. Meski di sini sudah ada yang khatam Alquran, mereka tetap harus mengikuti tes membaca Quran di Pemkot Surabaya. Jika mereka dinyatakan lulus, kita akan wisudakan mereka," imbuh Sugiono. Sugiono juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Surabaya yang telah memperhatikan kesejahteraan guru di TPA Masjid Hidayatulloh. Menurut Sugiono ada beberapa hal yang membedakan Masjid Hidayatulloh dengan masjid lainnya di Surabaya. ”Mungkin bedanya yaitu setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu diadakan mengaji Alquran tujuh riwayat secara gratis dan selama Ramadan masjid ini juga mengadakan Pondok Ramadan," tambah Sugiono. Masjid Hidayatulloh juga memiliki kegiatan selama Ramadan 1440 Hijriah, seperti menyiapkan takjil bagi yang berbuka puasa di masjid tersebut, dan mengadakan tadarus Alquran setelah salat tarawih. ”Di sini tadarusnya dibagi menjadi dua sesi. Yang pertama untuk wanita sehabis tarawih sampai pukul setengah 10 malam. Sesi kedua untuk pria mulai setengah sepuluh hingga pukul dua belas malam," tutup Sugiono. (fdn/nov)  

Sumber: