Dewan Dorong Pengembangan Lahan Basah di Surabaya

Dewan Dorong Pengembangan Lahan Basah di Surabaya

Surabaya, memorandum.co.id - Wakil Ketua Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya Aning Rahmawati meminta pemerintah Kota Surabaya memelihara dan mengembangkan kawasan lahan basah sebagai penyokong keragaman kehidupan di ibu kota Provinsi Jawa Timur. "Di daerah pantai timur Surabaya (Pamurbaya) ada hutan mangrove. Setiap tahunnya di sana menjadi tujuan transit burung migran dari penjuru dunia bagian utara," jelas Aning, Kamis (4/2/2021). Aning mengungkapkan, tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pernah meneliti bahwa di lingkungan mangrove Wonorejo terdapat burung-burung yang menempuh jarak sangat jauh dengan jalur migrasi Asia Utara hingga ke Asia Tenggara dan Australia. Tujuan singgahnya burung-burung itu ke lahan basah Surabaya guna mencari makanan dan bermigrasi meninggalkan musim dingin di belahan bumi utara. Bisa juga dijadikan tempat untuk berkembang biak mereka. "Potensi inilah yang menjadi alasan dikembangkannya ekowisata di kawasan itu," bebernya Politisi Partai Keadilan Sejahtara (PKS) ini menilai sudah tepat Kota Surabaya menetapkan kawasan mangrove sebagai kawasan konservasi. Untuk itu, ia berharap kawasan lahan basah di sekitar Suramadu juga mendapat perhatian dan pencegahan dari perusakan kawasan akibat pembangunan properti dan sejenisnya. Lahan basah di Surabaya, lanjut Aning, juga berperan dalam fungsi tata air kota. Pengelolaan lahan basah yang baik akan mengurangi risiko bencana, reklamasi kawasan pesisir menjadi permukiman yang tidak terkendali akan memicu dampak banjir. "Jangan sampai kita kehilangan potensi keindahan ekowisata yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada kota ini. Karena itu, lahan basah harus kita jaga dengan serius," kata lulusan Teknik Lingkungan ITS ini. Aning juga menjelaskan bahwa lahan basah yang kondisinya masih baik haruslah dijaga dan dipertahankan, sementara lahan basah yang telah terdegradasi dan rusak harus segera dipulihkan dan dikembalikan fungsi serta manfaatnya, agar ekosistem kembali menjadi kuat. "Ekosistem lahan basah yang kuat akan mengurangi risiko bencana bagi ekosistem itu sendiri dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya," terangnya. Selain itu, Aning juga berharap agar Surabaya bisa mendapat akreditasi sebagai Kota Lahan Basah Dunia. Tahun lalu, kata dia, Kementerian LHK menyampaikan sinyal seperti itu dan Pemkot menyiapkan segala persyaratannya. "Saya berharap Surabaya segera mendapat predikat tersebut. Agar kita punya tanggung jawab menjaga lahan basah dengan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan," pungkas Aning. (mg1)

Sumber: