Persiapan dan Pemanfaatan Layanan 5G di Indonesia

Persiapan dan Pemanfaatan Layanan 5G di Indonesia

Jakarta, memorandum.co.id - Teknologi 5G mulai terdengar kehadirannya di Indonesia. Berbagai pihak terkait seperti vendor jaringan, operator, regulator dan juga vendor smartphone sudah mulai mengambil ancang-ancang untuk siap menggelar layanan 5G di Indonesia. Layanan berbasis teknologi 5G menjanjikan kecepatan akses internet yang semakin kencang dibandingkan teknologi sebelumnya, serta latency atau tingkat delay yang sangat kecil. Jika pada teknologi 4G kecepatan akses internet mencapai 100 Mbps, maka teknologi 5G mampu menyajikan kecepatan hingga 10 Gbps. Ini berarti kecepatan 5G mencapai seratus kali lebih cepat dari teknologi 4G. Sebagai gambaran, dengan kecepatan 5G tersebut, memungkinkan untuk mengunduh film dengan durasi 2 jam hanya membutuhkan waktu 3,6 detik. Selain itu teknologi 5G juga menjanjikan tingkat latensi yang berkurang secara signifikan. Ini membuat berbagai layanan yang berjalan di teknologi 5G memiliki waktu loading yang lebih cepat, serta tingkat responsif yang meningkat jauh. Dengan kemampuan 5G yang begitu andal tersebut, pertanyaannya layanan apa saja yang bisa dirasakan oleh pengguna dan apa saja keuntungannya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dan berbagai pertanyaan lainnya, serta untuk memberikan edukasi kepada khalayak luas mengenai manfaat dan keuntungan teknologi 5G, OPPO bekerjasama dengan Forwat (Forum Wartawan Teknologi) menggelar acara OPPO 5G Academy yang dilakukan secara online dan offline, Kamis (4/2/2021). Pada acara tersebut dihadirkan para pembicara antara lain Aryo Meidianto A-PR Manager OPPO Indonesia, Shannedy Ong-Country Director Qualcomm dan Sukaca Purwokardjono-Deputy CEO Mobility Smartfren Telecom. Persiapan 5G Memulai acara OPPO 5G Academy, Sukaca dari Smartfren menjelaskan mengenai persiapan layanan 5G di Indonesia. Dijelaskan bahwa pihak operator dalam hal ini Smartfen sudah melakukan ujicoba jaringan 5G di Indonesia. Dari hasil uji coba tersebut didapatkan hasil kecepatan akses yang luar biasa. “Teknologi 5G akan menjadi key changer. Kebutuhan layanan yang saat ini belum bisa dirasakan, dengan teknologi 5G akan memungkinkan. Dan juga layanan yang saat ini sudah ada akan dirasakan lebih memuaskan lagi” ujar Sukaca. Kemudian soal kesiapan operator untuk menggelar jaringan dan layanan 5G di Indonesia, Sukaca menambahkan bahwa Smartfren dari sisi teknis sudah mempersiapkan infrastruktur jaringan. Dan selanjutnya tinggal menunggu kepastian regulasi dari pemerintah soal spektrum untuk jaringan 5G. Senada dengan Smartfren, OPPO Indonesia yang diwakili oleh Aryo Meidianto juga menegaskan kesiapannya terhadap layanan 5G. Aryo menjelaskan dari 2015 OPPO sudah mulai membuat standarisasi perangkat 5G. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengujian akses 5G pada perangkat OPPO pada 2018. Dan pada 2019 OPPO sudah meluncurkan perangkat OPPO Reno5 5G dan sudah komersial di Eropa. “Untuk di Indonesia, pada 2019 OPPO sudah bekerjasama dengan operator sudah melakukan ujicoba contoh pengimplementasian 5G di Batam. Dan pada awal 2021, OPPO sudah meluncurkan OPPO Reno5 5G di Indonesia sebagai perangkat pembuka” jelas Aryo. Sedangkan Shannedy Ong yang mewakili Qualcomm menjelaskan bahwa kesiapan Qualcomm setahun lebih awal dari komersialisasi 5G pertama kali secara global pada 2019. Shannedy menambahkan antusiasme terhadap kehadiran 5G jauh lebih tinggi dibandingkan 4G. “Lebih dari 20 operator dan 20 OEM yang sudah siap untuk menggelar layanan 5G. Dibandingkan dengan awal komersialisasi teknologi 4G yang pada 2010 saat itu baru ada 2 operator dan 2 OEM yang sudah siap. Ini berarti tingkat antusiasme 5G lebih tinggi 10 kali kali lipat.” ujar Shannedy. Lebih lanjut dijelaskan, pada awal 2019 saat 5G pertama kali hadir, Qualcomm sudah merilis chipset seri 800 yang sudah mendukung 5G. Bahkan tidak hanya itu, Qualcomm juga sudah mempersiapkan chipset seri 400 yang sudah support 5G untuk perangkat dengan harga yang lebih terjangkau. Shannedy kembali menjelaskan saat ini layanan 5G sudah menjadi layanan mainstream di berbagai negara, seperti di Amerika, China, Jepang, Korea dan lainnya. Shannedy menyebutkan ada sekitar 35 negara yang sudah menggelar teknologi 5G, dan lebih dari 45 operator di dunia yang sudah komersialisasi layanan 5G. “Untuk 5G di Indonesia, dari sisi teknologi Qualcomm sudah siap. Qualcomm siap bekerjasama dengan semua pihak dalam ekosistem 5G. Karena memang kuncinya harus berkolaborasi agar 5G bisa secepatnya komersial di Indoesia.” tambah Shannedy Keuntungan 5G Tidak hanya soal persiapan 5G di Indonesia, saat ini banyak yang masih bertanya mengenai manfaat layanan 5G. Dengan kecepatan tinggi dan latensi yang kecil, apa keuntungan yang bisa dirasakan khususnya bagi pengguna. Menjawab pertanyaan soal pemanfaatan 5G bagi konsumen, Shannedy Ong dari Qualcomm menjelaskan bahwa setidaknya ada 3 karakteristik layanan 5G. Yang pertama yaitu Enahanced Mobile Broadband, dengan kemampuan ini pengguna bisa melakukan download hingga kecepatan 3 Gbps, tidak hanya itu pengguna juga bisa menikmati layanan video streaming berkualitas 4K bahkan 8K dengan sangat mulus. Karaktersitik 5G yang kedua yaitu Low Latency, dimana 5G cuma memiliki lantesi 1 ms, jauh jika dibandingkan dengan teknologi 4G yang latensinya mencapai 30-50 ms. Manfaat dari low latency ini salah satunya pada cloud gaming di mana para gamers bisa puas memainkan game yang berbasis cloud dengan performa yang mulus karena berjalan pada jaringan 5G dengan tingkat latensi rendah. Dan karakteristik 5G yang ketiga yaitu Massive IoT, dimana dengan berbasiskan teknologi 5G jumlah perangkat IoT (Internet Of Things) yang terkoneksi satu sama lain akan semakin banyak jumlahnya. Selain itu Aryo dari OPPO Indonesia juga menambahkan layanan berbasis 5G lainnya yang bisa dirasakan pengguna adalah AR Blast. Layanan Aughmented Reality memang sudah hadir saat ini, namun dengan adanya teknologi 5G pengguna bisa merasakan pengalaman baru layanan AR dan dengan lebih lancar. Aryo juga menyoroti soal keunggulan 5G yang memiliki latensi yang rendah. Dimana hal itu bisa sangat berpengaruh pada layanan berbasis cloud. “Tidak hanya cloud gaming yang semakin mulus, tapi juga berbagai layanan lainnya bisa lebih lancar diakses. Misalnya download file berukuran besar bisa dilakukan hanya hitungan detik saja. Dan yang tak kala menarik, perangkat yang digunakan pengguna tidak akan terbebani. Karena berbagai file bisa disimpan dan diakses dari cloud secara lebih mudah dan cepat," tambah Aryo. Selain keuntungan untuk pengguna, Sukaca dari Smartfren juga menyoroti keuntungan 5G untuk kebutuhan yang lebih besar. “Teknologi 5G bisa juga dimanfaatkan untuk kebutuhan otomatisasi di industri,” ujar Sukaca. Hal ini juga diyakini oleh Shannedy, dimana dia memaparkan dengan adanya teknologi 5G akan membawa dampak yang sangat signifikan bagi industri. “Teknologi 5G akan membawa economy impact terhadap industri barang dan jasa yang nilainya hingga mencapai 12,4 triliun US dolar pada 2030,” ungkap Shannedy. Dengan berbagai keuntungan tersebut, kehadiran teknologi 5G tentu sudah tidak bisa lagi diabaikan, bahkan harus segera didorong secepatnya. Pihak vendor perangkat seperti OPPO dan yang berkolaborasi dengan vendor teknologi chipset seperti Qualcomm, terus berupaya untuk menghadirkan perangkat yang sudah mendukung teknologi 5G. Bahkan tidak hanya menjangkau pengguna kelas premium dan high end, tapi juga akan tersedia perangkat 5G terjangkau untuk pengguna kelangan middle dan entry level. “Qualcomm menghadirkan Snapdragon seri 480 yang mendukung 5G untuk ditujukan bagi perangkat lebih terjangkau. Dan diprediksikan di tahun ini akan ada shipment 500 juta unit smartpone 5G secara global,” ujar Shannedy. OPPO sendiri, menurut Aryo, tidak hanya akan berfokus pada perangkat smartphone 5G. Tapi juga akan menghadirkan perangkat 5G-enable lainnya agar bisa mengembangkan eksosistem 5G di Indonesia nantinya. “Tidak hanya itu, OPPO Indonesia juga akan terus berupaya untuk mengedukasi konsumen akan teknologi dan layanan 5G, salah satunya melalui acara OPPO 5G Academy ini," ujar Aryo. Upaya OPPO ini pun juga mendapatkan apresiasi dan dukungan dari Sukaca yang mewakili operator Smartfren, dan Shannedy Ong dari Qualcomm, dimana tidak hanya bersiap dalam hal teknis infrastruktur dan perangkat, juga perlu melakukan sosialisasi dan edukasi ke pengguna terhadap layanan 5G. Dan yang tidak kalah penting, perlunya adanya kolaborasi dari para stakeholder, mulai dari vendor perangkat, vendor chipset, operator hingga regulator agar layanan 5G bisa diimplementasikan secepatnya di Indonesia. Namun saat ini kita masih menunggu regulasi dari pemerintah terutama mengenai spektrum jaringan dan komsersilisasi 5G di Indonesia.(*)

Sumber: