PC Fatayat NU Jombang Dorong Pemkab Renovasi Rumah Warga
Jombang, memorandum.co.id -- Usai diterjang banjir bandang, warga di Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, mencoba untuk mengais sisa-sisa barang dan perabotan yang terendam lumpur. Dan beberapa warga yang sebagian tembok rumahnya hancur akibat terjangan air akibat meluapnya Sungai Pakel ini, masih terlihat porak poranda. Sehingga, belakang rumah terlihat dari luar. Mereka menunggu bantuan dari pemerintah setempat. Ketua Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Jombang,Lailatun Ni’mah menuturkan, bahwa dirinya mendorong kepada Pemerintah Kabupaten Jombang agar bisa segera memberi bantuan berupa renovasi atau direhab untuk rumah warga yang sebagian rumahnya hanyut diterjang banjir bandang agar bisa layak ditempati. "Tempat tidurnya sudah tidak bisa dipakai, sehingga tidurnya harus mengungsi. Jadi mohon untuk Pemkab Jombang segera memberikan bantuan untuk mempercepat tempat tinggal yang layak untuk yang terkena musibah banjir di Desa Banjaragung ini," tuturnya, di sela-sela pemberian bantuan, Rabu (03/2/2021). Dalam kunjungan tersebut, Pengurus Cabang Fatayat Kabupaten Jombang juga memberikan bantuan ke dapur umum desa berupa bahan makanan, air mineral, tikar. Selain itu juga masker dan baju layak pakai, sembako, serta sedikit uang untuk kebutuhan mendesak saat ini. "Kami langsung mengumpulkan donasi, dan dari PC Fatayat bersama teman-teman langsung turun kesini karena di PAC Fatayat Bareng mendirikan dapur umum. Agar lebih bermanfaat dan berkiprah lagi perjuangan Fatayat di kecamatan," ungkap perempuan yang akrab dipanggil Ning Eli ini. Selain itu, Ning Eli mengungkapkan, bahwa PC Fatayat juga memberikan suport, donasi bantuan, dan memberikan semangat, agar dengan musibah ini selalu bersabar. "Karena ini merupakan musibah dan ujian," tukasnya. Sementara itu, salah satu korban yang rumahnya sebagian roboh diterjang banjir bandang, Muhaimin (52), warga Dusun Banjarjo, RT 19/RW 7, Desa Banjaragung mengatakan, bahwa tembok rumahnya bagian tengah roboh diterjang banjir bandang kemarin lusa. "Pintu depan itu jebol, dan air langsung kebelakang nggak bisa nahan derasnya air itu. Semuanya terendam air dan terkena lumpur semuanya. Lemari, pakaian, televisi juga hancur semua. Gak ada yang terselamatkan sama sekali," katanya. Muhaimin menerangkan, saat peristiwa banjir bandang itu dirinya hanya berdua dengan kakak pertamanya. Sedangkan istri dan kedua anaknya, sebelumnya sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. "Ya saya saat itu berlindung menyelamatkan diri dengan berpegangan tiang rumah ruang tengah ini, karena saya takut terbawa arus keluar. Setelah itu saya lari kebelakang rumah (ruang dapur, red), karena mau keluar rumah sudah gak bisa saking derasnya air. Jadi gak ada yang nolong," terangnya. Menurut pengakuan Muhaimin, kejadian detik-detik debit air paling besar sekitar pukul 18.30 sampai 20.00. Setelah itu air langsung surut. Air saat itu membawa material kayu dan barang atau perabot milik orang-orang yang hanyut terbawa arus air. "Kalau kerugian ya sekitar Rp 50 juta. Banjir ini yang kelima, dan ini yang paling parah. Dan saat ini yang kami butuhkan bantuan berupa peralatan dapur, baju, terutama pakaian untuk anak-anak," pungkasnya. (yus/udi)
Sumber: