Banjir Pendonor, PMI Surabaya Kekurangan Alat

Banjir Pendonor, PMI Surabaya Kekurangan Alat

Surabaya, memorandum.co.id - Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya tengah kebanjiran pendonor plasma konvalesen. Akan tetapi, lonjakan tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan alat dan kantong darah. Kepala Bagian Pelayanan dan Humas PMI Surabaya dr Martono Adi menyebutkan bahwa PMI Surabaya memiliki 3 alat untuk mengambil plasma konvalesen. Namun, hanya satu yang dapat dioperasikan dan hanya terdapat 42 stok kantong darah. "Dulu kekurangan donor, sekarang terbalik jadi kurang alat. Kami punya 3 alat dengan merek yang berbeda-beda. Pertama Hemonetic tetapi tidak ada stok kantongnya. Alat kedua Trima sedang ada kerusakan, kantongnya putus-putus. Tinggal Amicore alat ketiga yang bisa di pakai," jelasnya, Selasa (2/2/2021). Martono menjelaskan bahwa satu alat dapat digunakan untuk mengambil plasma konvalesen dari 12 hingga 15 penyintas Covid-19. Masing-masing pendonor membutuhkan waktu satu jam dalam prosesnya. 42 kantong yang tersisa, lanjut Martono, diantaranya 7 kantong untuk golongan A, 19 kantong golongan O, dan 16 kantong golongan AB. Sedangkan, terdapat 30 antrean untuk golongan B. "Sementara untuk golongan A, O, dan AB tidak ada," ungkapnya. Martono mengapresiasi jumlah pendonor yang makin meningkat, termasuk upaya pemerintah dengan menggagas Gerakan Wani Donor Plasma Konvalesen di Surabaya. Hanya saja, pihaknya menyayangkan situasi saat ini yang kekurangan alat. Pihaknya mengaku telah meminta bantuan untuk penambahan alat donor plasma konvalesen kepada PMI pusat dan melalui CSR perusahaan-perusahaan. "PMI di seluruh Indonesia juga sama-sama kekurangan alat, karena alatnya masih impor dari luar negeri. Kami sudah minta ke PMI pusat, mereka bekerja sama dengan BNBP untuk pengadaan alat," pungkas Martono. (mg1/udi)

Sumber: