Pemkab Gresik Hibahkan Rp 2 M untuk PMI Beli Alat Donor Darah Apheresis
Gresik, memorandum. co. id - Kebutuhan plasma konvalesen di tengah pandemi meningkat seiring tren kasus yang terus naik di Indonesia. PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Gresik menjadi salah satu pelaksana penyedia plasma konvalesen tertinggi di Jatim. Berkat semangat kemanusian PMI Gresik dalam mengajak para penyintas warga Gresik untuk mau menjadi pendonor konvalesen, Pemkab hibahkan dana sebesar Rp 2 miliar. Menurut Ketua PMI Gresik Moh Nadjib, dana tersebut sangat penting untuk efektivitas PMI Gresik dalam menyediakan plasma konvlesen bagi pasien Covid-19. Pasalnya, selama ini untuk memenuhi kebutuhan plasma konvalesen yang tinggi, PMI Gresik bekerja sama dengan PMI Sidoarjo dalam mengambil plasma konvalesen dari pendonor Gresik. Hal tersebut dikarenakan minimnya alat PMI Gresik. Dari dana tersebut, PMI membeli alat donor darah apheresis buatan China seharga Rp 800 juta. Masih menurut Nadjib, dana tersebut belum turun dan baru bisa cair sekitar Maret nanti. Meski begitu, alat donor darah apheresis buatan Cina tersebut sudah ada di kantor PMI Gresik Jalan Dr. Wahidin Sudirohisodo. "Alatnya sudah sampai, sudah kita operasikan. Saya bilang ke orangnya, meskipun alatnya sudah sampai pembayaran baru bisa dilakaukan bulan Maret. Dari pada nganggur di gudang. Atas nama kemanusian, mereka setuju, " Ujar Nadjib, Selasa (2/2/12). Selain apheresis yang dibeli secara mandiri oleh PMI melalui dana hibah Pemkab. PMI juga mendapatkan hibah alat apheresis buatan Jerman senilai Rp 1 miliar dari Yayasan Tulang Rusuk. Maka saat ini PMI memiliki 2 alat Apheresis. Ketersediaan 2 alat tersebut sangat membantu PMI dalam mendukung ketersediaan plasma konvalesen di wilayah Gresik maupun luar kota. Jika sebelumnya PMI hanya bisa melayani 4 pendonor dalam sehari. Sekarang dengan adanya penambahan alat tersebut, PMI dapat melayani hingga 10 pendonor tiap harinya. Terkiat dana hibah, selain dipergunkan untuk pembelian alat Apheresis juga untuk operasional PMI. Tidak seperti kebutuhan donor darah biasa. Proses donor plasma konvalesen membutuhkan perlakuan khusus. Menurut kepala unit transfusi darah PMI Gresik, dr. Jufrita, sebelum penyintas (orang yang pernah terpapar virus corona) mendonorkan plasma konvalesen miliknya. Pendonor harus melewati screening yang ketat lewat tes laboratorium. Proses screening pendonor bisa memakan waktu satu hari. Proses screening yang ketat melalui tes laboratorium itulah yang menjadikan biaya 1 kantong plasma konvalesen cukup mahal yakni 2 juta perkantong. Tidak hanya itu, perlakuan khusus juga diberikan pada kantong plasma konvalesen. Jika untuk donor darah biasa, harga kantong hanya berkisar Rp 60 ribu. Untuk satu kantong plasma konvalesen memakan anggaran 1,3 juta, hanya untuk kantong. Maka dari itu, dengan adanya 2 alat apheresis yang dimiliki PMI saat ini, masih kata dr Jufrita, hal tersebut diharapkan dapat mengurangi beban biaya plasma konvalesen. Sementara itu dari data PMI, sampai hari ini PMI Gresik telah mendistribusikan sekitar 500 kantong plasma konvalesen. Dengan kekebutuhan plasma konvalesen per rumah sakit rata-rata 15-20 kantong. Saat ini tercatat ada 30 antrian pendonor plasma konvalesen di PMI Gresik. Tingginya antusiasme masyarakat untuk menjadi pendonor ini, tidak lepas dari upaya PMI menggandeng Disnaker (dinas ketenagakerjaan) Gresik dalam mengumpulkan seluruh perusahaan industri Gresik. Kerja sama tersebut tertuang dalam MOU, yakni terkait pembukaan data bagi karyawan mereka yang pernah menderita covid-19 dan ajakan untuk turut berkontribusi dalam pendonoran plasma konvalesen. " Alhamdulillah karena ini untuk kemanusian, semuanya membantu. Saya datang ke perusahaan-perusahaan sosialisasikan kepada mereka tentang kebutuhan kami terkait plasma konvalesen, " ujar dr Jufrita. Bagi penyintas Covid-19 yang ingin mendonorkan plasma konvalesen nya. Bisa langsung datang ke kantor PMI Gresik yang terletak di Jalan dr Wahidin Sudirohisodo.(han/har/udi)
Sumber: