Normalisasi Bozem Barata Jaya Jebol Pipa PDAM

Normalisasi Bozem Barata Jaya Jebol Pipa PDAM

Surabaya, memorandum.co.id - Kegiatan normalisasi bozem Barata Jaya yang dilakukan Dinas Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya berujung jebolnya pipa PDAM Surya Sembada. Akibat ambrolnya PPS (stell sheet pile) atau dinding penahan dari besi baja bozem sebelah utara, membuat pipa berukuran 16 dim itu tertarik dan jebol. Imbasnya, beberapa kawasan sejak Minggu (24/1) malam hingga Senin (25/1) siang terdampak. Seperti daerah Ngagel, Barata Jaya, Krukah, Prapen, Nginden, Panjang Jiwo, Gubeng, Prof Dr Moestopo, Dharmahusada, dan sekitarnya. “Iya, lumayan keluhannya. Seperti daerah Nginden, dan Barata Jaya. Yang banyak daerah situ, namun tidak sampai ribuan pelanggan,” ujar Humas PDAM Surya Sembada Diah Ayu Anggraeni saat dikonfirmasi Memorandum, Senin (25/1). Tambah Diah Ayu Anggraeni, memang jebolnya pipa akibat tertarik plengsengan yang ambrol. “Kami mohon maaf ke pelanggan karena semua itu di luar perkiraan. Kami mendapat info dari warga juga dan langsung ditindaklanjuti tadi malam dengan mendatangkan alat beratnya,” jelasnya. Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada para pelanggan yang masih daerahnya terdampak bisa menghubungi call center (0800-192-6666) dan akan dikirim air tangki gratis. “Silakan hubungi call center untuk mendapat air tangki gratis,” pungkas Diah Ayu Anggraeni. Sementara, Wati (60), warga Jalan Bratang Perintis membenarkan bahwa sore air sudah kondisi mati. “Tapi pagi tadi sudah menyala tapi kecil, dan itu ambilnya di depan,” singkatnya. Sedangkan Kabid Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Juli Prasetya mengatakan, bahwa jebolnya pipa milik PDAM itu karena adanya normalisasi bozem. “Ada normalisasi bozem. Saat dikeruk, ada tekanan dar jalan sehingga mendorong SSP ke arah bozem,” ujarnya. Tambah Eko, kejadian seperti ini kali kedua. Jika sebelumnya, pipa PDAM jebol karena ada proyek di sana. “Waktu itu penahan bozem masih plengsengan batu kali. Lalu pasca kejadian diganti SSP, dan itu terjadi lagi di jalur yang sama,” pungkas Eko. (fer/udi)

Sumber: