Gardu Listrik PLN Dipenuhi Stiker, Artistik atau Vandalisme?

Gardu Listrik PLN Dipenuhi Stiker, Artistik atau Vandalisme?

Surabaya, memorandum.co.id - Ada yang berbeda dari penampilan gardu listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Jalan Tegalsari, tepatnya berdiri di depan bangunan cagar budaya, Bunker Tegalsari. Tidak seperti pada umumnya, alih-alih polosan dengan cat abu-abu disertai logo PLN, penutup pintu panel tersebut justru dipenuhi stiker. Diketahui stiker-stiker distro itu sudah menempel sejak 2019. "Sudah lama dibegitukan, tahun 2019-an, kalau menurut saya ya jadi terlihat unik saja, berbeda," kata Afrizal, juru parkir salah satu hotel tidak jauh dari lokasi. Menanggapi gardu listrik yang berwajah tidak umum, beberapa pegiat seni pun sepakat bahwa hal tersebut terlihat artistik (bernilai seni, red). Salah satunya Umar Syaroni, pegiat seni tari tradisional yang menganggap kondisi tersebut justru memperbagus. "Bagus banget, menurutku itu justru kelihatan artistik. Nggak setuju, sih kalo dibilang vandalisme, karena hasilnya beneran artistik dan jauh dari kata ngerusak. Itu tuh jadi seperti munculin jiwa kreatifnya arek Suroboyo," ujarnya. Lebih lanjut menurut Umar, harusnya bisa diapresiasi seperti di luar negeri yang banyak menggandeng seniman untuk mewarnai ruang publik. Sebab dengan begitu, hasilnya dapat dinikmati oleh banyak orang. Senada dengan yang disampaikan oleh Umar, Yongky Dwipa Perkasa sebagai seorang editor, dirinya pun menganggap hal tersebut memiliki nilai seni. "Sama seperi Lenon Wall di Praha, Ceko. Menurutku artistik karena nggak ada unsur perusakan. Selama alat tersebut masih berfungsi dan tidak ada pesan untuk melawan organisasi atau lembaga," jelas Yongky, yang juga selaku koordinator Sub Thrift Fest. Seakan menegaskan, sebagai fotografer, Darmadi pun sependapat. Asal stiker atau gambar yang menempel tidak mengandung unsur porno dan merendahkan. "Artistik lah, stikernya kan dipasangnya juga nggak ngawur, dengan begitu juga bisa mengurangi risiko karatan, ya, selama gambarnya tidak berbau porno atau membully, saya rasa oke, lebih ke seni, sih," tambah Darmadi. (mg-3/fer)

Sumber: