Aktivis AMMDK Jember Mendukung TNI-Polri Mengawal Demokrasi yang Konstitusional
JEMBER - Paska penetapan rekapitulasi suara pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019 oleh tingkat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI), Aktivis Aliansi Mahasiswa Mengawal Demokrasi Konstitusional (AMMDK), mendukung tidakan tegas terhadap perusuh pencederaan demokrasi. Hasil rekapitulasi Pilpres 2019 menetapkan pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin menang 55,50% dan paslon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 44,50%. Namun, hasil tersebut tampaknya masih belum diterima oleh kubu pendukung dan paslon Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Berangkat dari keprihatinan dan kesadaran yang tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga keutuhan NKRI, maka AMMDK menyatakan sikap. Deklarasi yang terdiri dari aktivis mahasiswa dari kampus se-Kabupaten Jember, Organisasi Kemahasiswaan BEN dari PMII, HMI, serta GMMI. Maupun Ketua Kauskus Muda Tapal kuda Firman Firdhousi Soetanto, " kata Wildan Aktivis GMNI Koordinator AMMDK dalam aksi deklarasi di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates. Rabu (22/5). KPU sudah menyelesaikan penghitunganya dan menetapkan hasil rekapitulasinya, Maka, AMMDK mengucapkan selamat, kepada Jokowi dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wapres terpilih, dan mengapresiasi kinerja KPU. Meminta pihak yang belum memenangkan Pilpres, untuk legowo, merajut kembali persatuan Indonesia, lanjut Wildan Mahasiswa IAIN AMMDK memberikan dukungan penuh dan apresiasi kepada KPU dan Polri mengawal demokrasi yang konstitusional. Serta telah menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya untuk menuntaskan hasil Pemilihan Presiden masa jabatan 20192024 hingga pengesahan rekapitulasi nasional yang paripurna. KPU diminta untuk tetap bekerja sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, tidak gentar atas tekanan dan ancaman dari pihakpihak yang mendelegitimasi tupoksi KPU dan atau pihakpihak memprovokasi untuk tidak menerima hasil Pilpres 2019. "Kami akan mengawal terus proses penghitungan suara hingga rakyat mendapatkan hasil pilpres yang sah dan sesuai dengan sistematika pemilu yang jujur dan adil, tanpa intimidasi dari pihak manapun," lanjut Wildan. AMMDK mempercayai sepenuhnya hasil pilpres adalah sah, legitimatif, dan memiliki kekuatan hukum yang tetap, berdasarkan proses demokrasi yang benar dan berkualitas. "Kami juga menolak segala sikap provokatif dan menjatuhkan," tambah Wildan. AMMDK juga menolak tegas pergerakan people power yang sekarang diduga dibungkus dengan gerakan kedaulatan rakyat. Karena sejatinya pilihan rakyat dibilik suara TPS merupakan bentuk kedaulatan rakyat bukan di jalanan. Apapun alasannya aksi di jalanan merupakan aksi melecehkan konstitusi dan melecehkan kehendak mayoritas rakyat. "Kami menyerukan kepada seluruh Rakyat Indonesia untuk kembali bersatu dalam rajutan Bhineka Tunggal Ika, menjaga kedamaian Indonesia untuk warisan masa depan anak cucu kita,"papar Wildan Selain itu AMMDK mendukung TNI-Polri selaku aparat keamanan untuk menindak tegas perusuh yang mencemari proses demokrasi di NKRI yang kita cintai. Hal ini disampaikan Ketua Kauskus Muda Tapal kuda Firman Firdhousi Soetanto, Mahasiswa Jogjakarta asal Jember. Kami selalu generasi muda tapal kuda dapat menghadirkan demokrasi yang matang, berharap seluruh pelaku politik dapat menghadirkan sesuai konstitusi, tegas Firman.(edy/tyo)
Sumber: