Izinkan Aku Turut Mencintai, walau Hanya di Dunia Ilusi (5)

Izinkan Aku Turut Mencintai, walau Hanya di Dunia Ilusi (5)

Bertabrakan dengan Perempuan Cantik dan Seksi di Tikungan

Adam menghela napas panjang. Dadanya kosong. Hampa. Dia merasa seperti ada yang meneror. Baha. Padahal, dia yakin bukan itu tujuan sahabatnya itu beruntun mengirimi amplop. Adam memungut amplop tadi. Ternyata tidak ada isinya. Kosong, Hanya pada satu sisinya ada tulisan: Dam, aku tahu setiap pagi engkau selalu bangun duluan dan buka pintu. Makanya kukirimkan pesan ini untukmu. Khusus untukmu. Jangan beri tahu Yeti. Kutunggu di warung bakso Cak Limin, dekat lapangan. Ingat, jangan ajak Yeti. Setelah membaca pesan tadi, Adam kembali menghela napas panjang. Lalu masuk rumah. Tidak lama. Lima menit kemudian keluar lagi untuk menemui Baha. Tapi tidak sendirian, melainkan bersama Yeti. Adam sengaja tidak memberi tahu Yeti soal pesan tadi. Dia ingin memberi kejutan kepada Baha dengan mengajak Yeti. Juga memberi kejutan kepada Yeti. Namun Adam kecele. Sampai di warung bakso Cak Limin, Adam hanya mendapati meja dan deretan kursi kosong. Cak Limin biasanya memang baru buka pukul 09.00, dan waktu itu masih pukul 06.00. “Di mana Baha?” batin Adam sambil tolah-toleh kayak kethek ditulup. Dia lantas memesan nasi soto Madura yang berjualan di samping warung Cak Limin. Sambil menunggu Baha. Tapi sampai sarapan habis, Baha tidak nongol-nongol. Adam lantas mengajak Yeti pulang. Persiapan berangkat kerja. Di belokan gang, Adam yang kurang konsentrasi bertabrakan dengan seorang perempuan. Cantik. Seksi. “Maaf,” kata perempuan tadi sambil tersenyum. Senyum yang dipaksakan. Adam kaget. Tercengang. Tidak sempat membalas. Terburu melangkah karena ditarik Yeti. “Udah ah. Ayo, keburu telat lho. Sudah jam setengah tujuh,” kata Yeti sembari menggelandang tangan Adam. Sampai di rumah, Adam begegas mandi dan berangkat kerja. Baru masuk mobil, dia dikejutkan adanya lembaran keras yang diselipkan di celah pintu kendaraan yang diparkir di pinggir jalan tersebut. “Mengapa mengajak Yeti? Ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu. Baiklah. Kita ketemu lain kali aja.” Itulah pesan yang tertulis di kertas tadi. Pasti dari Baha. Siapa lagi. “Tapi kapan dia ke sini dan menyelipkan pesan ini?” batin Adam. Dia mencoba tak peduli dan bergegas berangkat kerja. Selepas perumahan, masuk jalan besar, Adam melihat perempuan tadi berdiri di pojok sebuah minimarket. Sepertinya sedang menunggu taksi atau Grab. Sepintas Adam berpikiran ingin memberinya tumpangan. Entah ke mana. Namun, niat tersebut diurungkan. Takut menimbulkan fitnah karena banyak yang mengenal Adam di daerah sekitar tempat itu. Sebagian pegawai minimarket bahkan akrab dengan Adam dan Yeti. “Bisa celaka,” batin Adam, yang lantas menginjak pedal gas. Wer.. (bersambung)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: