Namanya Ririn, Janda Dua Kali yang Ditinggal Suami Baru (3 – habis)

Namanya Ririn, Janda Dua Kali yang Ditinggal Suami Baru (3 – habis)

Sempat Nyesel-kan Duit Ratusan Ribu ke Belahan Dada Bu RW

Suatu saat berita buruk soal Erwan masuk ke telinga Reno. Kabar itu menyebutkan Erwan  adalah pengangguran yang menyandarkan hidup dari satu wanita kaya ke wanita kaya yang lain. Reno tidak percaya begitu saja kabar yang disampaikan sahabat lama—sebut saja—bernama Kahar tersebut. Dia takut menimbulkan fitnah. Tapi, keyakinan Reno mulai goyah ketika Kahar bercerita ada tetangganya yang pernah jadi korban Erwan. Reno kemudian minta dipertemukan dengan tetangga Kahar. Perempuan berusia sekitar 40-an. Janda tanpa anak. Pemilik usaha rumah makan yang memiliki franchise di banyak tempat. “Ya. Saya pernah dititu orang yang fotonya Bapak tujukkan itu,” kata perempuan tadi, sebut saja Ningsih, ketika menemui Reno dan Kahar. Modus yang dipakai untuk mengeruk kekayaan Ningsih nyaris sama dengan yang dipakai untuk menguras harta Ririn. “Saya dirugikan lebih dari Rp 1 miliar,” aku Ningsih. “Aku sudah menyarankan Mbak Ningsih untuk melaporkan lelaki itu ke polisi untuk menyeretnya ke pengadilan,” sela Kahar.   “Tapi percuma, Pak. Kulo yakin duit saya tidak akan bisa kembali. Pasrah saja. Kita serahkan semua kepada Gusti Allah. Pasti diganti lewat jalan lain,” sahut Ningsih. Reno menyimpan informasi dari Kahar tadi. Tidak terburu-buru memberi tahu Ririn, apalagi mengkrosceknya ke Erwan. Hanya, diam-diam Reno mencoba mencari informasi lain dari beberapa pihak. Sayang, sebelum Reno sempat menjalankan rencana tadi, suatu hari dia memergoki Ririn menangis. Ketika ditanya, sambil menahan tangis lebih keras, Rini bercerita bahwa suaminya sudah beberapa hari ini tidak pulang. Sudah dihubungi beberapa kali selalu gagal. HP-nya mengaluarkan nada panggil tapi tidak diangkat. WA-nya tidak dibalas. Kelihatannya tidak dilihat. Apalagi dibaca. Centang satu. Reno mencoba melacak menggunakan nomor HP Erwan. Dia minta tolong teman yang jago IT. Tapi, kata temannya tersebut, nomor HP Erwan tidak aktif. Dicoba beberapa kali tidak ada respons sama sekali. Reno mencoba menghubungi lagi. Benar. Kali ini terdengar nada tidak aktif. Dia lantas mencoba melacak keberadaan Erwan dengan mendatangi alamat-alamat yang diketahui. Zonk! Orang-orang yang tinggal di alamt-allamat tadi ternyata tidak begitu akrab dengan Erwan. Sebagian besar bahkan hanya satu-dua kali bertemu. Orang-orang yang selama ini diperkenalkan sebagai keluarga Erwan nyatanya hanya keluarga yang diindekosi. “Pak Erwan itu orangnya luman. Royal dan tidak itungan. Makanya kami bangga-bangga saja diakui sebagai keluarga,” kata seorang ketua Pak RW yang dikosi Erwan. “Sekarang kira-kira di mana dia? Pak RW tahu?” tanya Memorandum kepada Pak RW ketika diajak Reno melacak keberadaan Erwan. Pak RW bingung. Tidak bisa menjawab. Dia malah memanggil istrinya yang masih tampak muda. “Ibuk tahu di mana Erwan?” tutur Pak RW. Bu RW menggeleng. “Kami omong-omongan terakhir hari Senin. Lima atau enam hari lalu. Waktu itu kami guyon. Dia malah sempat nyesel-kan beberapa lembar ratusan ribu ke sini,” kata Bu RW sambil menunjukkan belahan dada. (habis)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: