Rumah Kompos Bratang, Menyulap Sampah Jadi Suplemen Penyubur Taman Kota
Surabaya, Memorandum.co.id - Memasuki musim penghujan, petugas Dinas Kebersihan Dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) sedang giat-giatnya melakukan penebangan pohon. Tak sembarang pohon yang dipangkas. Hanya pohon dengan ranting besar, rimbun dan menjuntai yang menjadi sasaran petugas. Hasil perantingan dikumpulkan di tempat pengolahan Rumah Kompos Bratang yang berlokasi di Jalan Ngagel Jaya Selatan No.26, Kecamatan Gubeng untuk diolah menjadi pupuk kompos. “Hasil penebangan pohon dari DKRTH dibawa ke rumah kompos ini untuk diolah menjadi pupuk,” tutur Fauzan, petugas bagian produksi rumah kompos saat berbincang dengan memorandum.co.id, Rabu (30/12/2020). Sampah hasil pemangkasan pohon dikumpulkan dan dipilah mulai dari daun hingga rantingnya. Ranting yang berukuran besar disendirikan untuk dijadikan kerajinan. "Petugas-petugas di sini memilah antara daun dan rantingnya, untuk kayu yang besar-besar biasanya dibuat untuk kursi ataupun kerajinan, bisa juga untuk bahan bakar pengaspalan jalan,” lanjut Fauzan. Ranting berukuran kecil beserta daunnya diolah menjadi kompos menggunakan mesin giling. Setelah itu kompos yang telah jadi disendirikan sesuai umur proses kematangannya. Biasanya kompos yang sudah jadi berumur 25 hari. Hasil dari pengolahan kompos digunakan untuk memupuk pohon dan taman yang ada di Surabaya. “Bahan yang diolah dari Surabaya dan hasilnya pun juga untuk Surabaya, untuk penghijauan seluruh Surabaya,” kata Fauzan. Selain pupuk kompos, Rumah Kompos Bratang juga mengembangkan ulat belatung yang juga berasal dari sampah organik seperti buah dan sayur untuk pakan burung yang ada di Taman Flora Surabaya.(X4/Mg4)
Sumber: