Penolak Syariat Islam Terjebak Jadi Mualaf Penikmat Syariat (2)

Penolak Syariat Islam Terjebak Jadi Mualaf Penikmat Syariat (2)

Nilai Istri Lemah Lembut, Lebih Lembut dari Bledug Disaring

Jingmi dan istrinya, sapa saja Aling, hidup bahagia dalam kesederhanaan. Padahal, mereka sebenarnya sangat mampu tampil mewah bak artis dan selebrita-selebrita ibu kota. Kekurangan pasutri ini hanya satu: tidak punya momongan. Dan, itu amat sangat menggelisahkan mereka. Buktinya, dalam setiap kesempatan Jingmi dan Aling sering mengeluhkan hal itu. Hampir semua orang pernah mereka sambati. Semula mereka takut konsultasi ke dokter. Takut ketahuan siapa yang bermasalah. Takut dampaknya. Kalau yang bermasalah Jingmi sih dampaknya akan ringan-ringan saja. Tapi kalau yang bermasalah Aling? “Dia takut tak tinggalin,” kata Jingmi suatu saat. Mereka lantas mencari pemecahan masalah bersama. Ngalor-ngidul dan ngetan-ngulon selalu bersama. Begitu juga saat menjalani terapi medis dengan pengobatan modern. Mereka tidak mau ditunjukin siapa yang bermasalah, tapi arus sama-sama diperiksa. “Sulit juga. Tapi itulah pelmintaan Aling,” tutur Jingmi. Pengobatan modern di Eropa dan Jepang pun mereka tempuh. Juga pengobatan tradisional China, Tibet, dan Timur Tengah, serta jampi-jampi leluhur orang Jawa yang belum juga menjadi solusi. “Menikah lagi aja. Mungkin bisa jadi alternatif,” saran Pak RT ketika jagongan di pos kamling. Disarankan seperti itu Jingmi kaget. ”Nikah lagi sama pelempuan lain. Hiii…” kata Jingmi sambil bergidik ngeri, “Aku bisa dibunuh Aling. Jahat saran owe.” Jingmi mengaku tidak akan pernah menyakiti Aling. Selain syantuik, perempuan ini dinilai sangat sempurna. Orangnya lembuuuuuuuuuuut banget. “Lemah lembut. Bledug aja kalah lembut,” kata Jingmi, lantas tersenyum. Aling pandai masak. Bahan apa saja di tangan Aling bisa menjelma jadi santapan yang kelezatannya jauh di atas kenikmatan hasil olahan para chef profesional. Chef Juna? Keciiil… Apalagi Chef Slamet yang bekerja di restoran pinggiran kota, yang sering dikomplain pelanggan karena terlalu asin. Kegemaran Jingmi, nasi goreng Jawa, bisa tersaji super-duper lezat dalam tempo tidak sampai lima menit. Bahannya hanya nasi putih, brambang, bawang, saus dan kecap, serta kecambah. Aling juga teramat sangat penurut. Tidak pernah membantah dan selalu melayani. Pokoknya full service tanpa reserve. Setiap pagi sebelum Jingmi bangun, misalnya, pasti Aling sudah menyiapkan air hangat di samping tempat tidur. Begitu Jingmi membuka mata, Aling dengan cekatan membasuh muka, tangan, dan kaki sang suami. Setelah itu membimbingnya masuk kamar mandi dan membantu Jingmi menggosok seluruh bagian tubuh dengan busa lembut. Perempuan yang tubuhnya terawat itu bahkan selalu memijat suami menjelang tidur. Tidak ada bagian yang terlewat. Setiap lekukan dan tonjolan pasti dijamah ekstra dengan telaten. Bisa dibayangkan kan? Sangat nyaman… (bersambung)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih      

Sumber: